Semua Bab Mendapatkan Cinta Sang Taipan: Bab 31 - Bab 40

Kesadaran yang jelas ini membuat Gavin merasa gelisah.Baru saat ini dia mengerti. Ketika menyadari bahwa dirinya mungkin benar-benar akan kehilangan Rachel, Gavin menjadi panik.Melihat Rachel berdiri di hadapannya dengan penuh kewaspadaan, dengan lengan yang sudah penuh dengan darah segar, Gavin menggertakkan gigi sambil melangkah maju. Dia berujar, "Apa kamu benar-benar nggak mau? Bahkan sampai melukai dirimu sendiri, kamu akan ...."Kata-kata Gavin belum selesai, tetapi Rachel sudah dengan cepat mengeluarkan jarum perak, menusukkannya dengan tepat sasaran!Seluruh tubuh Gavin seketika menjadi kaku. Bahkan jarinya pun tidak bisa digerakkan sedikit pun!Ekspresi Rachel benar-benar dingin, tanpa ragu-ragu sedikit pun. Rachel kembali menusukkan jarum dengan tepat ke titik akupunktur lainnya!Rachel berbicara tanpa ekspresi, "Jarum pertama akan membuatmu nggak bisa bergerak. Sedangkan jarum kedua, kamu akan segera tahu efeknya ...."Rachel memilih titik akupunktur yang paling menyakitka

Jantung Caden seketika berdetak kencang.Tangan Rachel memegang tangan besarnya dengan erat. Sensasi indah ini membuat Caden mengeluarkan erangan lembut."Hmm .... Nyaman sekali."Suara serak wanita itu langsung menghantam gendang telinga sang pria. Tatapan Caden seketika menjadi lebih gelap.Trey yang berada di kursi depan langsung duduk tegak, wajahnya diliputi kegugupan. Dia tidak berani melihat, segera menaikkan sekat kedap suara!Di ruang belakang, hanya ada Rachel dan Caden.Setelah merasakan sensasi yang nyaman, Rachel tidak bisa menahan diri lagi. Efek obat saat ini benar-benar menguap, dia sepenuhnya kehilangan kesadaran, hanya bisa mengikuti instingnya.Rachel menempelkan tangan pria itu pada dirinya dengan erat, berusaha melawan tubuhnya yang hampir terbakar. Telapak tangan pria itu ditarik dari pipi hingga ke leher ...."Di sini juga panas ...."Mata Caden yang dalam tampak berkobar seperti api.Sejak Rachel memegang tangannya, seluruh tubuhnya sudah menegang.Napas Caden m

Keesokan harinya.Ketika Rachel terbangun perlahan, dia melihat langit-langit yang tampak asing.Dia memandang sekeliling, baru menyadari bahwa ini adalah ruang VIP rumah sakit.Rachel perlahan bangkit duduk, mendiagnosis kondisi tubuhnya secara umum.Efek obatnya sudah sepenuhnya hilang, sementara energinya juga sudah pulih. Rachel melihat ke arah lengan serta telapak tangannya. Luka-lukanya telah dirawat dengan hati-hati.Sekarang, tampaknya tidak ada masalah lagi.Dia menghela napas lega.Rachel masih mengingat sebagian besar kejadian semalam. Dia rela melukai dirinya sendiri untuk memaksa dirinya tetap tersadar.Dia dengan cepat mengatasi Gavin terlebih dahulu, sebelum mengatasi Paula. Namun, efek obatnya terlalu kuat. Jika Caden tidak datang tepat waktu, Rachel mungkin akan dikendalikan oleh Keluarga Finston lagi.Untung saja pria itu datang tepat waktu ....Rachel menundukkan pandangannya, bulu matanya yang panjang berkedip pelan. Sejak Caden muncul, setiap krisis yang dia hadapi

Caden hanya diam bagaikan gunung. Seluruh penampilannya memancarkan aura penguasa yang kuat.Sudut bibirnya terangkat dengan senyuman dingin. "Kalian menipu Rachel, mengatakan kalau itu untuk penyelesaian pembatalan pertunangan, padahal kalian memberinya obat dengan sengaja. Apa kalian pikir hanya dengan meminta maaf, perbuatan buruk seperti ini akan berlalu begitu saja?"Wajah Mario menegang.Paula tercengang, lalu langsung berujar, "Caden, aku ini kakak iparmu! Aku keluargamu ...."Caden membuka bibirnya dengan nada dingin, "Di hadapan hukum, nggak ada yang namanya keluarga."Kata-kata ini langsung membuat hati keluarga Mario merasakan firasat buruk.Caden malas membuang-buang waktu. Dia langsung berbicara tanpa ragu, "Trey."Pintu kembali terbuka, sementara beberapa orang berseragam polisi melangkah masuk.Wajah Mario langsung memucat. Dia bertanya, "Caden, apa kamu memanggil polisi?"Caden berkata, "Ini adalah masalah serius. Seperti yang kamu katakan, demi nama baik Keluarga Finst

Melihat Caden tidak berbicara, suara Rachel menjadi makin pelan."Aku berutang nyawa padanya. Bagaimanapun juga, aku harus membalasnya. Kamu nggak mengerti. Lagi pula, kalian sama-sama anggota Keluarga Finston. Kalau situasinya menjadi terlalu buruk karena aku, sepertinya itu juga nggak akan baik untukmu ...."Begitu kata-katanya selesai, Caden tiba-tiba berbalik.Dia menopang tubuhnya dengan satu tangan di tepi tempat tidur, sementara tubuhnya mendadak mendekat pada Rachel.Tiba-tiba berada sedekat ini dengannya, Rachel hampir tidak bisa bernapas.Pria di hadapannya ini begitu dingin, begitu tampan, begitu dekat. Ini membuat Rachel bisa melihat fitur wajahnya dengan lebih jelas. Wajahnya bagaikan pahatan yang sempurna, setiap detailnya tak bercela.Entah mengapa, jantung Rachel berdetak lebih kencang."Kamu .... Apa yang kamu lakukan?"Mata Caden jelas menunjukkan aura dingin."Rachel, apa di dalam hatimu ... kamu masih menyukainya?" tanya Caden.Rachel sedikit membelalakkan mata."Te