Tiba-tiba, sebuah dering ponsel yang keras seperti alarm, membuat sarafku tegang. Itu adalah nada dering khusus yang kubuat untuk suamiku.Alfred juga terkejut dan tak sengaja melemparkanku ke lantai.Aku buru-buru mengambil ponsel, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diriku, tapi rasa tegang itu seperti kabut tak terlihat yang melingkupi diriku.Aku menekan tombol terima, berusaha agar suaraku terdengar tenang, “Halo sayang, ada apa?”Di balik telepon, suara suamiku terdengar sangat lembut dan familiar, “Sayang, ada masalah dengan klien, aku baru bisa pulang besok. Mau aku bawa apa untukmu?”“Aku … nggak mau apa-apa, hanya mau kamu pulang saja,” jawabku seperti biasa, setiap kata terasa seperti menari di atas ujung pisau, penuh kehati-hatian agar tidak menunjukkan rasa tegangku.“Aku ingat kamu mau makan onde-onde dari sini, mau kubawa?”Aku duduk di tepi ranjang, membelakangi pintu kamar, sangat fokus pada pembicaraan dengan suamiku, tetapi pikiranku sibuk merencanakan bag
Baca selengkapnya