Aku adalah seorang wanita yang baru saja menikah. Aku akui, gairahku memang cukup tinggi, sentuhan sedikit saja bisa langsung membuatku terangsang. Tapi, aku bersumpah, aku sama sekali tidak pernah berniat untuk tidur dengan adik iparku ….
View MoreBegitu mendengar suaraku, suamiku langsung menghentikan gerakannya. Dia menoleh, tatapannya dipenuhi kebingungan dan amarahSaat melihat wajahku yang penuh air mata, pandangannya lalu beralih ke tubuh Alfred yang terbaring di lantai, meringis kesakitan.“Alfred? Kok bisa kamu?!”Nada suara suamiku penuh keterkejutan. Dia pun langsung melempar tongkat di tangannya.Pikiranku kacau balau, ratusan pikiran berkelabat, tapi akhirnya hanya satu kalimat yang bisa keluar, “Cepat, panggil ambulans!” Di ruang UGD rumah sakit, para tenaga medis sibuk menolong Alfred. Aku dan suami duduk diam di kursi plastik dingin, saling berpandangan tanpa kata. Hanya suara napas dan detak jantung kami yang terdengar di lorong yang sunyi itu.Wajah suamiku dipenuhi kekhawatiran dan kemarahan. Akhirnya, dia pun mengajukan pertanyaan yang sudah lama dipendamnya.“Sayang, apa yang sebenarnya terjadi?”Aku menghela napas, lalu menceritakan semua yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.“Dasar brengsek! Beranin
Gelombang mual naik ke tenggorokan, membuatku hampir muntah. Tubuhku secara reflek mulai melawan.Aku berusaha keras menepis tangannya, ingin berteriak, tapi rasa takut mencekik suaraku, tak satupun kata bisa keluar.Alfred sangat kuat, satu tangan menutup mulutku, satu lagi mencoba mengendalikan tubuhku.Aku menggeliat sekuat tenaga, menendang dan menolak sekuat mungkin.“Alfred! Kau berani menyentuhku? Nggak takut kalau kakakmu tahu?!”Suara marahku melengking karena panik, tapi di dalamnya ada kekuatan dari keteguhan dan rasa muak.Dia sempat terdiam sejenak, lalu senyuman jahatnya kembali muncul.“Terserah, kalau dia tahu, memangnya bisa apa?”Suaranya rendah dan mengancam, setiap katanya terasa menusuk jantungku.Aku meronta dan berhasil mendorong tangannya, lalu menjerit kencang.“Pergi! Jangan sentuh aku!” Suaraku gemetar, dipenuhi rasa takut.Namun, kekuatannya sangat kuat. Tangannya kembali membungkam mulutku dan tangan satunya lagi menekanku.“Kamu milikku, jangan pikir bisa
Saat pikiranku melayang entah ke mana, tiba-tiba terdengar suara gemerisik di luar pintu, seolah-olah seseorang sedang mondar-mandir dan mencoba membuka pintu kamar mandi!Jantungku langsung berdegup kencang, tapi untungnya kunci pintu cukup kuat dan tidak berhasil dibuka.Aku menghela napas, tapi rasa aman itu hanya sementara, aku tetap waspada.Benar saja, dia masih belum menyerah.Setelah kejadian barusan, aku sama sekali kehilangan keinginan untuk melanjutkan mandi.Aku sengaja menunggu cukup lama, memastikan tidak ada suara dari luar, baru perlahan membuka kamar mandi dengan hati-hati.Namun, saat pintu terbuka, pemandangan di depanku membuatku terhenyak. Alfred berkeliaran di ruang tamu tanpa sehelai benang pun di tubuhnya!Begitu melihatku keluar dari kamar mandi, matanya langsung dipenuhi nafsu yang tak disembunyikan sama sekali.“Akhirnya, kamu selesai mandi juga ….”Aku merasa mual dan takut, langsung berbalik hendak kabur, tapi dia menghadang jalanku, bahkan mencoba menciumk
Melihat tindakanku, tatapan Alfred terlihat sedikit panik. Jelas, dia tidak menyangka aku akan bertindak seperti ini. Kurasa … dia juga tidak ingin suamiku melihat apa yang sedang dilakukannya sekarang.“Sekarang?” tanya suamiku dengan sedikit ragu.“Iya, sekarang,” jawabku tegas.Tatapan kami bertemu, saling beradu tanpa kata-kata.“Baiklah, tunggu sebentar.”Jawab suamiku di telepon, suaraku semakin penuh keberanian.Alfred terlihat kesal, mengepal tangannya dengan erat, seolah bertarung dengan pikirannya sendiri.Melihat bahwa dia belum berniat pergi, aku langsung menekan tombol panggilan video.Layar ponsel menampilkan pesan sedang menghubungkan, aku memutar ponsel ke arah Alfred, memastikan dia bisa melihat dengan jelas tampilan video itu.Begitu panggilan video tersambung, suamiku bisa langsung melihat wajah adiknya.Wajah Alfred berubah pucat, jelas dia terkejut.Seketika, tubuhnya menjadi kaku, dia segera berdiri dan berlari terhuyung menuju pintu.Aku menggenggam ponsel erat-e
Tiba-tiba, sebuah dering ponsel yang keras seperti alarm, membuat sarafku tegang. Itu adalah nada dering khusus yang kubuat untuk suamiku.Alfred juga terkejut dan tak sengaja melemparkanku ke lantai.Aku buru-buru mengambil ponsel, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diriku, tapi rasa tegang itu seperti kabut tak terlihat yang melingkupi diriku.Aku menekan tombol terima, berusaha agar suaraku terdengar tenang, “Halo sayang, ada apa?”Di balik telepon, suara suamiku terdengar sangat lembut dan familiar, “Sayang, ada masalah dengan klien, aku baru bisa pulang besok. Mau aku bawa apa untukmu?”“Aku … nggak mau apa-apa, hanya mau kamu pulang saja,” jawabku seperti biasa, setiap kata terasa seperti menari di atas ujung pisau, penuh kehati-hatian agar tidak menunjukkan rasa tegangku.“Aku ingat kamu mau makan onde-onde dari sini, mau kubawa?”Aku duduk di tepi ranjang, membelakangi pintu kamar, sangat fokus pada pembicaraan dengan suamiku, tetapi pikiranku sibuk merencanakan bag
“Jangan pedulikan itu … ayo cepat ….”Aku melingkarkan kakiku di pinggang suamiku, berusaha mencegahnya mengambil ponsel.Namun, gagal.Dia menjawab telepon dan setelah bicara beberapa kalimat, suamiku malah mengenakan celananya lagi.“Sayang, ada klien penting yang tiba-tiba datang. Aku harus pergi menemui mereka. Kamu … cari timun dulu buat main sendiri, ya.”Melihat sosoknya yang pergi terburu-buru, hatiku diliputi rasa kecewa yang sulit dijelaskan.Pria ini bahkan sudah menggodaku dan membuatku penuh hasrat, bahkan belum sempat mencicipinya sedikit, sudah ditinggal begitu saja?Percuma cantik dan menarik, kalau nggak dipakai.Aku menghela napas panjang, mengenakan kembali daster dan membuka pintu lemari.Dan dari sana, aku melihat Alfred sedang mendongak, wajahnya tertutup salah satu bra milikku dan harta karunnya dibungkus dengan celana dalam model thong yang sedang dipakai buat memuaskan dirinya sendiri.Aku langsung malu sekaligus marah, segera merebut thong dari tangannya, “Apa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments