Share

Rahasia Seorang Istri
Rahasia Seorang Istri
Penulis: Dzakirah Ammarah

Bab 1

Penulis: Dzakirah Ammarah
“Jangan … jangan … terlalu dalam ….”

Tengah malam, aku yang telanjang bulat ditekan paksa ke ranjang oleh seorang pria. Wajahku tertelungkup ke bantal dan dari mulutku keluar erangan tak beraturan.

Dia mencengkeram pinggang rampingku dengan tangan besarnya, mengerahkan seluruh tenaganya ke tubuhku, lalu berkata, “Angkat sedikit!”

Aku adalah seorang wanita yang baru saja menikah.

Aku akui, gairahku memang sangat tinggi, sedikit sentuhan saja bisa langsung membuatku terangsang.

Namun, aku bersumpah, aku benar-benar tidak berniat untuk tidur dengan adik iparku sendiri.

Hari itu, seperti biasa aku pulang ke rumah dan mendapati pintu kamar dalam keadaan setengah terbuka.

“Suamiku nggak lembur hari ini?”

Aku merasa senang, lalu perlahan mendorong pintu kamar. Di dalam, terlihat seorang pria bertubuh tinggi besar berbaring membelakangiku di atas ranjang, terdengar suara dengkuran pelan darinya.

Sudah seminggu kami tidak berhubungan dan aku pikir … akhirnya malam ini kami akan melakukannya lagi!

Dengan perasaan senang, aku masuk ke kamar mandi, melepaskan setelan kerja dan stoking hitam, lalu melepas pakaian dalam. Aku membersihkan tubuhku secepat mungkin.

Bukan untuk menyombongkan diri, tapi sejak remaja, aku sudah sering disebut sebagai primadona oleh para pria. Aku memang tak pernah kekurangan orang yang mengejarku.

Dengan penampilan dan bentuk tubuhku, sebenarnya aku bisa saja menikah dengan anak orang kaya. Tapi, setelah lulus kuliah, aku tetap memilih untuk menikah dengan pria dari keluarga biasa, yaitu suamiku sekarang.

Hanya karena harta karunnya berukuran 20 cm.

Selama malam pertama, dia tidak hanya mempermainkanku secara menyeluruh, tetapi juga sepenuhnya memuaskan hasratku untuk ditaklukan oleh seorang pria.

Sambil membayangkan kebahagiaan itu, aku mengoleskan minyak wangi ke buah dada dan bokong yang paling disukai suamiku. Dengan sedikit cubitanku, sudah ada jejak-jejak lembab di bagian sana.

“Hm ….”

Setelah memejamkan mata dan menikmatinya sejenak, aku menarik kembali tanganku. Suamiku yang bersemangat berada tepat di sampingku dan aku tidak ingin memuaskan diri dengan masturbasi.

Setelah mengeringkan tubuhku, aku naik ke ranjang, kemudian memeluk suamiku dari belakang. Aku melingkarkan kakiku di pinggangnya dan menggunakan payudaraku yang lembut untuk menggosok punggungnya.

“Sayang, si genit sudah datang ….”

Sambil mengerang di telinga suamiku, aku mengulurkan tangan ke sepanjang otot perutnya dan dengan tepat menggenggam harta karun yang bagaikan mimpi itu.

Benda itu langsung bereaksi hebat dan langsung menegang.

“Sayang … kok harta karunmu bisa tumbuh lagi? Apa karena sudah menahan terlalu lama?”

Aku agak terkejut karena benda di tanganku ternyata lebih besar dari biasanya, tapi aku tidak terlalu memikirkannya. Pikiranku dipenuhi dengan olahraga intens yang akan terjadi nanti.

Suamiku sungguh hebat hari ini, dia pasti akan memuaskanku sampai meminta ampun.

Namun, saat aku tak mampu lagi menahan hasrat dalam hatiku dan bersiap membalikkan badannya, serta duduk di atasnya, lelaki itu pun berbicara,

“Kak, jangan … jangan pegang lagi ….”

Seketika, tubuhku membeku. Aku sempat ragu, mungkinkah diriku salah dengar, “Alfred?”

“Iya … aku ….”

Adik iparku berbalik, menatap payudaraku yang putih dan terpampang. Terlihat jelas dia menelan ludahnya.

“Aaaa ….”

Hingga benda yang ada di tanganku ini kembali membesar dan berdenyut beberapa kali, baru aku ingat kalau aku masih memegang milik Alfred.

“Kok kamu di sini?”

Aku terkejut dan buru-buru menarik tanganku, menutupi dada dan bagian bawah. Dengan rasa malu dan panik, aku berteriak,

“Maa … maaf, aku baru datang … sprei kamar tidur tamu sudah disimpan, jadi aku pikir mau cari di kamar utama, eh malah tertidur ….”

Alfred juga bingung, tiba-tiba keluar dari selimut, memegang tanganku dan langsung meminta maaf berkali-kali.

Namun, akibat tindakannya itu, bukan hanya aku yang benar-benar telanjang, dia juga memperlihatkan tubuhnya yang kekar dan tegap secara utuh. Hampir seketika, sebuah pemandangan besar yang mengejutkan langsung terlihat jelas di depanku, terpapar sekitar sepuluh sentimeter di depan wajahku.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rahasia Seorang Istri   Bab 8

    Begitu mendengar suaraku, suamiku langsung menghentikan gerakannya. Dia menoleh, tatapannya dipenuhi kebingungan dan amarahSaat melihat wajahku yang penuh air mata, pandangannya lalu beralih ke tubuh Alfred yang terbaring di lantai, meringis kesakitan.“Alfred? Kok bisa kamu?!”Nada suara suamiku penuh keterkejutan. Dia pun langsung melempar tongkat di tangannya.Pikiranku kacau balau, ratusan pikiran berkelabat, tapi akhirnya hanya satu kalimat yang bisa keluar, “Cepat, panggil ambulans!” Di ruang UGD rumah sakit, para tenaga medis sibuk menolong Alfred. Aku dan suami duduk diam di kursi plastik dingin, saling berpandangan tanpa kata. Hanya suara napas dan detak jantung kami yang terdengar di lorong yang sunyi itu.Wajah suamiku dipenuhi kekhawatiran dan kemarahan. Akhirnya, dia pun mengajukan pertanyaan yang sudah lama dipendamnya.“Sayang, apa yang sebenarnya terjadi?”Aku menghela napas, lalu menceritakan semua yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.“Dasar brengsek! Beranin

  • Rahasia Seorang Istri   Bab 7

    Gelombang mual naik ke tenggorokan, membuatku hampir muntah. Tubuhku secara reflek mulai melawan.Aku berusaha keras menepis tangannya, ingin berteriak, tapi rasa takut mencekik suaraku, tak satupun kata bisa keluar.Alfred sangat kuat, satu tangan menutup mulutku, satu lagi mencoba mengendalikan tubuhku.Aku menggeliat sekuat tenaga, menendang dan menolak sekuat mungkin.“Alfred! Kau berani menyentuhku? Nggak takut kalau kakakmu tahu?!”Suara marahku melengking karena panik, tapi di dalamnya ada kekuatan dari keteguhan dan rasa muak.Dia sempat terdiam sejenak, lalu senyuman jahatnya kembali muncul.“Terserah, kalau dia tahu, memangnya bisa apa?”Suaranya rendah dan mengancam, setiap katanya terasa menusuk jantungku.Aku meronta dan berhasil mendorong tangannya, lalu menjerit kencang.“Pergi! Jangan sentuh aku!” Suaraku gemetar, dipenuhi rasa takut.Namun, kekuatannya sangat kuat. Tangannya kembali membungkam mulutku dan tangan satunya lagi menekanku.“Kamu milikku, jangan pikir bisa

  • Rahasia Seorang Istri   Bab 6

    Saat pikiranku melayang entah ke mana, tiba-tiba terdengar suara gemerisik di luar pintu, seolah-olah seseorang sedang mondar-mandir dan mencoba membuka pintu kamar mandi!Jantungku langsung berdegup kencang, tapi untungnya kunci pintu cukup kuat dan tidak berhasil dibuka.Aku menghela napas, tapi rasa aman itu hanya sementara, aku tetap waspada.Benar saja, dia masih belum menyerah.Setelah kejadian barusan, aku sama sekali kehilangan keinginan untuk melanjutkan mandi.Aku sengaja menunggu cukup lama, memastikan tidak ada suara dari luar, baru perlahan membuka kamar mandi dengan hati-hati.Namun, saat pintu terbuka, pemandangan di depanku membuatku terhenyak. Alfred berkeliaran di ruang tamu tanpa sehelai benang pun di tubuhnya!Begitu melihatku keluar dari kamar mandi, matanya langsung dipenuhi nafsu yang tak disembunyikan sama sekali.“Akhirnya, kamu selesai mandi juga ….”Aku merasa mual dan takut, langsung berbalik hendak kabur, tapi dia menghadang jalanku, bahkan mencoba menciumk

  • Rahasia Seorang Istri   Bab 5

    Melihat tindakanku, tatapan Alfred terlihat sedikit panik. Jelas, dia tidak menyangka aku akan bertindak seperti ini. Kurasa … dia juga tidak ingin suamiku melihat apa yang sedang dilakukannya sekarang.“Sekarang?” tanya suamiku dengan sedikit ragu.“Iya, sekarang,” jawabku tegas.Tatapan kami bertemu, saling beradu tanpa kata-kata.“Baiklah, tunggu sebentar.”Jawab suamiku di telepon, suaraku semakin penuh keberanian.Alfred terlihat kesal, mengepal tangannya dengan erat, seolah bertarung dengan pikirannya sendiri.Melihat bahwa dia belum berniat pergi, aku langsung menekan tombol panggilan video.Layar ponsel menampilkan pesan sedang menghubungkan, aku memutar ponsel ke arah Alfred, memastikan dia bisa melihat dengan jelas tampilan video itu.Begitu panggilan video tersambung, suamiku bisa langsung melihat wajah adiknya.Wajah Alfred berubah pucat, jelas dia terkejut.Seketika, tubuhnya menjadi kaku, dia segera berdiri dan berlari terhuyung menuju pintu.Aku menggenggam ponsel erat-e

  • Rahasia Seorang Istri   Bab 4

    Tiba-tiba, sebuah dering ponsel yang keras seperti alarm, membuat sarafku tegang. Itu adalah nada dering khusus yang kubuat untuk suamiku.Alfred juga terkejut dan tak sengaja melemparkanku ke lantai.Aku buru-buru mengambil ponsel, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diriku, tapi rasa tegang itu seperti kabut tak terlihat yang melingkupi diriku.Aku menekan tombol terima, berusaha agar suaraku terdengar tenang, “Halo sayang, ada apa?”Di balik telepon, suara suamiku terdengar sangat lembut dan familiar, “Sayang, ada masalah dengan klien, aku baru bisa pulang besok. Mau aku bawa apa untukmu?”“Aku … nggak mau apa-apa, hanya mau kamu pulang saja,” jawabku seperti biasa, setiap kata terasa seperti menari di atas ujung pisau, penuh kehati-hatian agar tidak menunjukkan rasa tegangku.“Aku ingat kamu mau makan onde-onde dari sini, mau kubawa?”Aku duduk di tepi ranjang, membelakangi pintu kamar, sangat fokus pada pembicaraan dengan suamiku, tetapi pikiranku sibuk merencanakan bag

  • Rahasia Seorang Istri   Bab 3

    “Jangan pedulikan itu … ayo cepat ….”Aku melingkarkan kakiku di pinggang suamiku, berusaha mencegahnya mengambil ponsel.Namun, gagal.Dia menjawab telepon dan setelah bicara beberapa kalimat, suamiku malah mengenakan celananya lagi.“Sayang, ada klien penting yang tiba-tiba datang. Aku harus pergi menemui mereka. Kamu … cari timun dulu buat main sendiri, ya.”Melihat sosoknya yang pergi terburu-buru, hatiku diliputi rasa kecewa yang sulit dijelaskan.Pria ini bahkan sudah menggodaku dan membuatku penuh hasrat, bahkan belum sempat mencicipinya sedikit, sudah ditinggal begitu saja?Percuma cantik dan menarik, kalau nggak dipakai.Aku menghela napas panjang, mengenakan kembali daster dan membuka pintu lemari.Dan dari sana, aku melihat Alfred sedang mendongak, wajahnya tertutup salah satu bra milikku dan harta karunnya dibungkus dengan celana dalam model thong yang sedang dipakai buat memuaskan dirinya sendiri.Aku langsung malu sekaligus marah, segera merebut thong dari tangannya, “Apa

  • Rahasia Seorang Istri   Bab 2

    Aku langsung membelalakkan mata, terpaku menatap pemandangan mengerikan yang seakan-akan sedang memperlihatkan kekuasaannya.Pikiran pertama yang terlihat dalam kepalaku, ini … ini ukuran manusia?Meski aku tidak banyak pengalaman dalam hal itu, tapi sebagai seorang wanita yang sudah menikah, bisa dibilang aku cukup berpengalaman. Tapi, milik adik iparku bahkan lebih besar dari milik orang barat. Benar-benar mengagetkanku.Milik suamiku saja sudah tergolong besar, tapi milik Alfred ini … bahkan lebih besar sepertiga lagi.Jika sampai ditindih pria segarang ini, sambil ditampar bokong, dimainkan begitu … rasanya pasti bakal kehabisan tenaga, ya?Begitu pikiran itu muncul, aku sendiri langsung terkejut.Cepat-cepat aku memalingkan wajah dan dengan suara gemetar, aku berkata, “Cepat … pakai bajumu ….”“Oh … iya ….”Alfred buru-buru berlari ke samping ranjang, kalang kabut mencari pakaiannya.Namun, tepat saat itu, tiba-tiba terdengar suara kunci diputar dari luar pintu, “Sayang, aku sudah

  • Rahasia Seorang Istri   Bab 1

    “Jangan … jangan … terlalu dalam ….”Tengah malam, aku yang telanjang bulat ditekan paksa ke ranjang oleh seorang pria. Wajahku tertelungkup ke bantal dan dari mulutku keluar erangan tak beraturan.Dia mencengkeram pinggang rampingku dengan tangan besarnya, mengerahkan seluruh tenaganya ke tubuhku, lalu berkata, “Angkat sedikit!”Aku adalah seorang wanita yang baru saja menikah.Aku akui, gairahku memang sangat tinggi, sedikit sentuhan saja bisa langsung membuatku terangsang.Namun, aku bersumpah, aku benar-benar tidak berniat untuk tidur dengan adik iparku sendiri.Hari itu, seperti biasa aku pulang ke rumah dan mendapati pintu kamar dalam keadaan setengah terbuka.“Suamiku nggak lembur hari ini?”Aku merasa senang, lalu perlahan mendorong pintu kamar. Di dalam, terlihat seorang pria bertubuh tinggi besar berbaring membelakangiku di atas ranjang, terdengar suara dengkuran pelan darinya.Sudah seminggu kami tidak berhubungan dan aku pikir … akhirnya malam ini kami akan melakukannya lag

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status