Gedung agensi masih tampak lengang. Waktu bahkan belum menunjukkan pukul sembilan, tapi langkah kaki Rosa sudah terdengar di sepanjang koridor. Sepatu hak tingginya berketuk tegas di atas lantai marmer, menimbulkan gema yang memantul di dinding. Langkah itu memberi kesan tergesa, sekaligus berwibawa seolah setiap ketukan tumitnya adalah pernyataan bahwa ia tak bisa ditunda, bahwa ada sesuatu yang lebih penting dari sekadar jadwal kerja.Padahal, Rosa tidak memiliki agenda hari ini. Tidak ada pemotretan, tidak ada wawancara televisi, tidak ada jumpa fans. Namun entah mengapa, sejak Geral meninggalkannya pagi tadi, ia merasa tubuhnya didorong oleh desakan yang tak bisa ia lawan. Sesuatu bergetar di dadanya, membuatnya sulit bernapas lega sebelum bertemu dengan satu orang: Larasati.Begitu pintu ruangan manajernya dibuka, aroma kopi hitam pekat langsung menyambut. Larasati sudah berada di balik meja kerja, sibuk mengetik di depan komputer. Rambut hitam legamnya jatuh menutupi sebagian wa
Last Updated : 2025-09-12 Read more