Keluar dari ruang pemeriksaan, Aiman langsung menggenggam tangan Lia dan menariknya tanpa banyak bicara. "Ayo, buruan!" ajaknya, nada suaranya terdengar terburu-buru. Lia tersentak, lalu berusaha melepaskan genggamannya. "Eh, apa sih? Narik-narik, sakit tau!" sentaknya, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidaksenangan. Tapi Aiman tidak memperdulikan protesnya. "Udah, ikut aja." "Tapi kita harus nebus obat dulu!" Lia berusaha menghentikan langkahnya. Aiman menggeleng cepat. "Nanti aja, ada hal yang lebih penting."Lia mengerutkan keningnya. "Lebih penting dari obat? Apaan sih?" tanyanya, mulai kesal. "Ikut aja dulu," Aiman menghela napas, malas menjelaskan. Pegangan Aiman begitu kuat, membuat Lia tak punya pilihan selain menurut. Begitu sampai di depan mobil, Aiman segera membuka pintu dan masuk. Lia masih penuh tanda tanya, tetapi akhirnya ikut masuk dari pintu sebelahnya. Selama perjalanan, suasana terasa dingin dan tegang. Lia tetap diam, tetapi pikirannya pe
Terakhir Diperbarui : 2025-05-25 Baca selengkapnya