All Chapters of Menantu Tak Ternilai: Chapter 91 - Chapter 100

Petugas keamanan yang memiliki tubuh besar namun tinggi badan yang tidak jangkung karena hanya 168 centimeter saja, langsung hubungi teman-teman petugas keamanan iya handy-talky."Lapor, ada pencurian bahan rahasia serta produk sampel Pommes Frites yang dilakukan oleh pak Jodi. Kita segera bertindak untuk mengejarnya. Terakhir pak Jodi terlihat melewati gerbang pabrik sekitar 5 menit yang lalu!"Laporan itu membuat geger para petugas keamanan. Mereka semua pun langsung panik."Laporan diterima, kami segera mengejar pak Jodi!""Siap kita kejar!"Sahutan dari para petugas keamanan yang lain, terdengar satu per satu.Kini para petugas keamanan berbondong-bondong mengejar pak Jodi."Ke mana perginya si pencuri itu?" "Lebih baik kita berpencar agar membuat ruang gerak pencuri itu menjadi terbatas dan menjadi cepat ditemukan juga.""Oke."Para petugas keamanan yang berjumlah 10 orang yang berbicara ke arah kanan, kiri dan depan pabrik.Kemudian petugas keamanan yang mengontrol CCTV, member

Jodi memerhatikan apa yang dilakukan oleh Bastian. Dia mencari-cari gelagat aneh dari pria itu namun tidak ditemukan.Raut wajah dan juga sikap Bastian yang begitu tenang, membuat Jodi tidak lagi curiga. Dan dia pun memilih untuk duduk di kursi yang berjarak sekitar 5 meter dari posisi Bastian duduk.Sopir pribadi Anastasia dan juga kepala produksi berdiri di samping kanan dan kiri Bastian. Wajah mereka tampak sangat tegang karena mereka belum menemukan jalan keluar yang bisa menyelamatkannya tanpa terluka sedikit pun.Sekitar 15 menit kemudian akhirnya Davis tiba di depan rumah tua itu.Seorang petugas keamanan melihat kedatangan Davis yang membawa tas gendong yang diduga isinya adalah uang."Orang itu sudah datang. Dia sendirian!" terang petugas keamanan itu.Jodi tersenyum puas. Lalu dia berkata, "Buka pintunya dan biarkan dia masuk!"Petugas keamanan itu menjalankan perintah yang diberikan oleh Jodi.Davis berjalan dengan mata yang menatap tajam ke arah depan, menunjukkan jati dir

Melihat sosok Arman, membuat Anastasia menunjuk pria itu seraya berkata, "Cepat turun kamu!""Tidak tahu sopan santun! Apa seperti ini sikapmu berbicara dengan adikmu sendiri? Apa kamu masih punya attitude sebagai kakak untuknya?" Fredo gram dengan sikap Anastasia yang sama sekali tidak ada sisi anggunnya sebagai seorang wanita."Apa?" ucap Anastasia terhenti sejenak sembari mengernyitkan keningnya, "kalau begitu, coba tanya sama dia, punya tidak attitude sebagai adik di depanku? Tanpa alasan yang jelas, dia sudah membawa kabur sampel produk Pommes Frites dan bahan rahasianya. Sungguh attitude yang luar biasa!"Saat ini, habis sudah kesabaran Bella. Terpaksa dia mengatakan itu kepada sang papa.Anastasia mengembalikan pandangannya kepada Arman dan berkata, "Cepat, sekarang katakan, di mana sampel itu!”"Duh … kakakku yang manis. Kita ini kan satu keluarga, jadi apa yang kamu miliki itu juga berarti milikku. Memangnya kenapa kalau aku mengambil beberapa sampel? Itu merugikanmu?”Arman

Pria paruh baya itu berjalan masuk ke dalam Hotel Aurora. Dan ketika dia melihat sekeliling, dia melihat Bastian dan yang lainnya mendekat.Pria itu telah mengirim seseorang untuk bertanya sebelumnya, dia mengetahui bahwa Bastian sedang berada di Hotel Aurora sekarang dan ketika dia masuk, dia bertemu dengan sekelompok orang yang bersiap pergi. Segera, mata Fredo langsung terkunci pada Bastian.Sama seperti foto yang ditunjukkan oleh Arman, penampilan Bastian pun tidak berubah."Aku adalah Bastian, apakah Anda adalah Pak Fredo?" ucap Bastian, berjalan menghampiri Fredo Bastian sudah tahu bahwa dia tidak akan bisa menghindarinya lagi, kesalahpahaman semacam ini sudah sampai melibatkan orang tua, jadi dia memang sudah harus menjelaskannya dengan jelas.Hanya saja, hal yang tidak diduga oleh Bastian adalah dia baru saja memperkenalkan diri, menyapanya, pria iłu malah berteriak kencang terhadapnya."Tangkap!!" pekik Fredo.Pria itu tidak merasa takut sedikitpun padahal sudah mengetahui

Apa yang dikatakan oleh Arman sama sekali tidak membuat Bastian dan anak buahnya ketakutan, yang ada malah sebaliknya, mereka semua menertawakan niat Arman itu."Hahaha … kamu ingin membunuh kami? Baiklah, sekarang kita lihat saja apa kamu masih bisa keluar hidup-hidup dari tempat ini!" Rey berkata sambil menyeringai.Kemudian Rey menoleh kearah anak buahnya dan dengan cepat dia dan kawan-kawannya langsung mengepung Keluarga Bailey. Dalam sekejap mata, situasi tenang dan hangat langsung berubah dingin dan menakutkan. Anggota Keluarga Rey telah dikepung oleh orang-orang yang tampak garang dan menakutkan.Keadaan ini membuat Jasmine benar-benar ketakutan sampai dia tidak bisa berkata-kata. Wajahnya tampak gugup dan terus menatap ke arah sang suami dengan wajah pucat. Wanita itu berharap Fredo bisa segera mencari solusi dan menyelamatkan mereka semua dari orang-orang garang ini.Di antara semua anggota Keluarga Bailey, hanya Anastasia saja yang tampak tidak takut sama sekali. Tangannya b