All Chapters of Obsesi Gila Suami Sahabatku: Chapter 81 - Chapter 90

Jenna memandangi Rosie dengan wajah yang masam. Ia tampak tak senang dengan cara Rosie yang daritadi sengaja mengulur.“Kamu mau menjebakku, kan?!” Jenna sudah langsung menuduh.“Oh, tentu. Aku takkan berbohong seperti apa yang kamu lakukan bersama Andy. Jadi, aku langsung jujur saja,” sahut Rosie.Jenna yang sudah kesal itu ingin sekali mendorong Rosie keluar dan menutup pintu sambil membantingnya di depan wajah Rosie. Sayangnya, rasa marahnya sekarang lebih dominan kepada Nathan.“Apa omonganmu soal Nathan bisa kupercaya?” tanya Jenna.“Tentu. Aku mendengar langsung dari orangnya. Dan aku 100% yakin kalau dia benar-benar melakukan lebih dengan wanita itu,” jelas Rosie dengan yakin.“Tck! Oke!” Jenna menyetujui.Kali ini, Jenna diajak pergi ke tempat di mana Rosie tinggal. Wanita itu hanya tinggal sendirian, terpisah dari orang tuanya. Jenna agak terpukau dengan tempat tinggal Rosie.Sangat bersih dan juga rapi dibandingkan dengan tempat tinggal Andy. Saat melepaskan sepatunya, Jenna

Andy balas tersenyum. Namun, tangannya mendadak mencengkeram kuat kedua pipi Rosie hingga membuat wanita itu tersentak dengan apa yang dilakukan pria di depannya.“Aku tidak bodoh, Rosie. Kamu menjebak Jenna, dan membuatnya melayani dua pria. Apa kamu waras?” ucap Andy.Rosie yang dari awal tak pernah memasukkan bagian bahwa Andy akan segera tahu itu terkejut. Ia memegang lengan Andy agar melepaskannya. Namun, rasanya ia seperti sengaja dicekik oleh Andy.“Le- Lepaskan!” ucap Rosie dengan suara yang sedikit tak jelas.“Lepaskan? Ahhh. Akan kulepaskan, asal kamu tak mengusik Jenna lagi.”Ucapan Andy barusan menyulut emosi Rosie. Ia dengan cepat menepis kasar tangan Andy, dan merasakan kedua pipinya begitu sakit. Ia tak menyangka bahwa seorang Andy juga bisa sekasar itu.Ia lirik Andy yang masih berada di depannya dengan tatapan yang tajam, seolah menegaskan kembali bahwa ucapannya bukanlah main-main.“Kamu sekarang membela dia?! Siapa dia bagimu, Andy!” Rosie merasa tersentil harga dir

Letta terdiam sejenak. Tubuhnya seperti membeku beberapa saat setelah mendengar ucapan itu. Kesedihannya yang sudah membalutinya seperti menghilang seketika.Kedua tangan Letta gemetar hebat pasca mendengarnya. Ia pegang kepalanya sambil mencengkeram kuat rambutnya yang acak. Bahkan, bibir Letta tak bisa bergerak karena terus bergetar.Setelah mencerna beberapa saat dengan kedua mata yang melotot, Letta kembali mengangkat kepala, melihat ke arah orang yang mendatanginya dengan wajah datar dan dingin.“Kamu gila?!” ucap Letta dengan suara yang berusaha terdengar tegar.“Gila? Tidak, Letta. Aku tahu seberapa besar kamu mengharapkan kesadaran Kyla. Jadi, kalau aku kehilangan suamiku, kamu juga harus kehilangan seseorang juga,” ucap wanita di depannya, Jenna.Letta mencoba berdiri dan memandangi Jenna yang tengah mengenakan pakaian bergelinang dengan berbagai warna. Tak ada rasa bersalah wajah seseorang yang kini bisa ia panggil sebagai mantan sahabat.“Kamu kehilangan Nathan? Dia masih h

Nathan memegang kedua tangan Letta dengan begitu erat, pandangannya yang berbinar yang terlihat menyala membangkitkan debaran hati Letta yang sempat semu.“Aku akan membahagiakanmu, Letta. Aku yang senang berada di sisimu. Aku yang memilihmu. Di sini, aku yang salah. Aku yang memulai hubungan kita, padahal aku sudah menikah,” Nathan berusaha tetap menyalahkan dirinya.“Tapi, Nat-““Tidak bisakah kamu memanggilku dengan panggilan sayang yang kamu berikan,” Nathan berkata sembarik menarik sebelah tangan Letta untuk menyentuh wajahnya.Mereka kembali saling berpandangan. Tangan Nathan gemetar, Letta merasakannya dengan jelas, sampai membuatnya sempat melirik ke arah tangan yang menggenggamnya dengan erat.“Apa kamu tahu, kalau perselingkuhan itu bisa terjadi di antara penggoda dan sang pembuka pintu?” tanya Letta.“Tidak, tidak Letta.”Nathan mengatakannya sembari menggelengkan kepala dengan tegas, dengan tetap membuat Letta di wajahnya yang sudah berkeringat dingin.“Aku yang mendekatim

“Jadi, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi di antara Rosie dan juga Andy. Apa ini ulahmu?! Apa ini semua kamu yang melakukannya?!” Letta masih marah, tetapi ia masih berusaha menahan emosinya agar tidak berteriak di depan Nathan.“Kalau sampai sejauh ini, tidak. Aku hanya berusaha melindungimu. Apa kamu tak ingat ancaman Andy padamu? Aku mati-matian berusaha menghapus jejak yang dia miliki dengan mencari seseorang yang ahli dalam bidang itu,” Nathan berusaha memberikan penjelasan dengan bersungguh-sungguh.“Tapi aku hanya ikut campur sampai di sana! Para pria yang membantumu saat Andy berusaha melakukan hal itu padamu hanya kusewa untuk membuat Andy kapok. Sisanya aku tidak tahu,” jelas Nathan.Letta memandangi tatapan Nathan yang kelihatan sangat serius. Ia mendapati bagaimana pandangannya yang terlihat putus asa setelah memberikan jawaban singkat pada Letta.“Kamu yakin? Bagaimana dengan Rosie? Dia juga salah satu orang yang terkena masalah dan masih ada kaitannya denganmu!”