Namun, tak ada jawaban langsung. Hanya keheningan sebentar, lalu suara ayahnya terdengar lagi, kali ini lebih dingin. “Pulanglah, Ruby. Kita perlu bicara.”Sambungan pun terputus tanpa penjelasan lebih lanjut. Ruby menatap ponselnya beberapa saat, dadanya terasa semakin berat. Jika ayahnya sampai menghubungi langsung, itu berarti serius. Dan Ruby tahu, penundaan tak akan bisa menjadi alasan kali ini.Dengan napas berat, ia bangkit dari kursi, matanya masih menyiratkan kebingungan dan kegelisahan yang baru.Ada sesuatu yang menunggunya di rumah. Dan ia hanya bisa berharap… itu bukan sesuatu yang akan membuat segalanya lebih rumit dari yang sudah ada.*** Malam itu langit terlihat kelabu, seakan-akan meramalkan badai yang akan datang. Ruby membuka gerbang rumah besarnya dengan perasaan tak tenang. Lampu-lampu taman menyala redup, tapi suasana di dalam rumah tampak lebih muram dari biasanya.Begitu Ruby membuka pintu utama, aroma obat d
Last Updated : 2025-07-19 Read more