Makanan datang tak lama kemudian. Mereka makan dengan santai, menyuapi satu sama lain dengan candaan ringan yang membuat hati terasa damai.“Kadang aku rindu masa-masa awal kita,” ucap Ruby lirih, setelah menyuap sesendok pasta. “Saat segalanya masih sederhana.”Nio menatapnya. “Kita mungkin tak bisa kembali ke masa itu, tapi kita bisa menciptakan versi baru. Yang lebih kuat. Lebih jujur.”Ruby mengangguk pelan, menatap wajah pria itu lama-lama. Ada garis lelah di mata Nio, tapi ada juga kekuatan dan tekad. Pria ini, yang dulu selalu menyembunyikan segalanya di balik senyum, kini mulai terbuka. Dan Ruby bersyukur ia masih di sini.Setelah mereka selesai makan, pelayan datang membawa hidangan penutup, tiramisu seperti janji Nio namun belum sempat Ruby menyentuhnya, lampu restoran tiba-tiba meredup.Ruby menatap sekitar, bingung. “Apa—”Musik lembut mengalun dari speaker, dan pelayan lain muncul dari balik pintu, mendorong troli be
Terakhir Diperbarui : 2025-07-24 Baca selengkapnya