“Mami, bagaimana caranya aku mengajak Amora menikah?” Alvaro bertanya dengan senyum malu, lalu menundukkan kepalanya.Yurika sempat terdiam, memperhatikan wajah putranya yang jarang sekali terlihat segugup ini. Setelah beberapa detik, senyum lembut muncul di bibirnya.“Alvaro…” Yurika menghela napas, lalu meraih tangan putranya. “Kamu ini lelaki pintar, tegas, bisa mengatur perusahaan besar, tapi urusan hati, kok malah seperti anak kecil, ya?”Yurika benar-benar gemas melihat putranya yang tersenyum malu-malu seperti ini. Padahal usia Alvaro tidak lagi masuk kategori muda, namun tetap saja ia tetap gugup ketika harus meminta Amora menjadi istrinya.Alvaro mengusap tengkuknya, tersenyum nyengir. “Justru karena ini urusan hati, Mami. Kalau bisnis, aku bisa keras. Tapi kalau Amora… aku takut salah langkah.”Mata Yurika berbinar nakal, seperti menemukan mainan baru. “Kalau begitu, Mami punya ide.”Alvaro menatapnya, penuh harap. “Ide apa, Mi?”Yurika mencondongkan tubuh, berbisik pelan t
Terakhir Diperbarui : 2025-08-25 Baca selengkapnya