Tangan mungil Innara dengan cekatan menyendokkan lauk ke piring Akash, tanpa banyak bicara. Ia melakukannya lembut, penuh perhatian. Akash menerimanya tanpa banyak reaksi, belum sadar siapa sosok yang membantunya barusan.Setelah beberapa suap, Akash meletakkan sendoknya. “Aku udah selesai,” ucapnya lemah.“Mama tahu lidah kamu pahit, tapi kamu harus paksa makan sedikit lagi biar cepat sembuh,” saran Anya lembut.Akash hanya menggeleng, lalu meneguk air putih perlahan.Tiba-tiba, suara lembut terdengar dari sisi lain meja.“Apa yang Ibu Anya bilang itu benar .…”Nada suaranya tenang, tapi mengandung kehangatan yang familiar. Akash yang sedang meminum air langsung menghentikan gerakannya. Seketika dia menoleh ke belakang, mencoba memastikan suara siapa barusan.Dan di sana, berdiri seorang gadis dengan senyum hangat yang sangat dikenalnya—senyum yang selalu berhasil membuat jantungnya berdetak lebih cepat.“Innara?” gumamnya pelan. “Ka-kamu? Bagaimana bisa? Se-sejak kapan kamu di sini?
Terakhir Diperbarui : 2025-06-29 Baca selengkapnya