Semua Bab Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang: Bab 161 - Bab 170

Olivia berharap acara masak memasak ini segera selesai sehingga dia bisa menenangkan jantungnya. Pikirannya yang tidak tenang membuat konsentrasinya pecah, hingga tanpa sengaja jari Olivia menyentuh alat masak yang masih panas.“Aaauuuww,” teriak Olivia sambil menarik jarinya saat merasakan panas yang menyengat.Aaron yang mendengar, langsung menghentikan kegiatannya dan mendekati Olivia. Saat melihat wanita itu memegang jarinya, dia langsung mematikan kompor dan membawa tangan Olivia ke kran air, menaruh jari wanita itu di bawah air yang mengalir. Hal itu berhasil membuat rasa panas yang tadi Olivia rasakan, berkurang.“Apakah sudah merasa lebih baik?” tanya Aaron.Olivia mengangguk mengiyakan.Tidak sampai disitu. Aaron membawa jari Olivia mendekat ke bibirnya lalu meniupnya. Sekarang jantung Olivia bukan lagi berdetak tidak karuan, tetapi seakan berhenti berdetak. Bahkan dia harus menahan nafas karena merasakan sesuatu di dalam dirinya yang tiba-tiba ingin meledak.Saat Aaron meras

*Kejadian sebelum Aaron kembali dari tugas luar*Grover sangat berharap Olivia menghubunginya. Belum pernah ada dalam sejarah hidupnya, dia ditolak oleh seorang wanita. Tapi setelah menunggu beberapa hari, Olivia ternyata tidak menghubunginya sama sekali.Hal ini tentu membuat kemarahan Grover memuncak. Dia merasa terhina dan direndahkan oleh karyawannya sendiri. Dia tahu pelindung Olivia adalah Aaron karena itu dia membuat Aaron berada di luar kota lebih lama dan tidak bisa langsung kembali ke kantor pusat .“Halo, Aaron? Apakah projekmu telah selesai?” tanya Grover.“Sudah Tuan, hari ini adalah rapat terakhir dengan vendor dan juga investor. Mereka semua sudah setuju dengan harga yang kita ajukan,” jawab Aaron.“Aku ada pekerjaan lagi untukmu. Aku melihat data keuangan di departemen marketing sedikit berantakan. Buatlah sistem agar semuanya terlihat transparan dan mudah dibaca,” perintah Grover.“Itu bisa saya kerjakan dari kantor pusat Tuan,” jawab Aaron.Sebenarnya dalam hati Aaro

“Terima kasih telah menolong saya. Jika tidak ada Anda di sana, saya tidak tahu apa yang sudah terjadi,” ujar Olivia penuh rasa syukur.“Maaf karena tidak bisa melindungimu, jika saja aku menunggumu pulang bersamaku, hal ini tidak mungkin terjadi,” balas Aaron.“Anda telah melindungi dan menyelamatkan saya, saya sangat bersyukur atas pertolongan Anda. Saat ini Anda terlihat sangat lelah, pulanglah dan beristirahatlah. Saya tahu dari tadi Anda belum beristirahat dan ini sudah larut malam,” kata Olivia.“Aku tidak akan meninggalkanmu, malam ini aku akan menginap di sini dan menemanimu,” kata Aaron.Mendengar hal itu membuat Olivia senang, dia tersenyum lalu berkata, “Terimakasih.”Aaron menarik selimut lalu menyelimuti Olivia sampai dadanya memastikan wanita itu merasa hangat dan nyaman, “Sekarang istirahatlah!” kata Aaron lembut.Mata Olivia menangkap luka punggung tangan Aaron saat pria itu menyelimutinya, dia tahu pasti itu sangat menyakitkan dan semua gara-gara pria brengsek Grover.

“Benarkah wanita itu telah mengundurkan diri?” kata Grover saat memanggil Aaron ke ruangan.“Olivia sudah mengundurkan diri,” ujar Aaron dingin.“Baguslah, wanita itu memang pembawa sial di perusahaan ini.”“Anda yang bersikap kurang ajar padanya, Olivia tidak pernah bersalah atas semua gosip yang beredar dan masalah yang terjadi di perusahaan.”“Berani-beraninya kamu bilang seperti itu. Seharusnya kamu berterimakasih padaku karena tidak melaporkanmu ke polisi akibat dari penganiayaan yang kamu lakukan.”“Anda tidak akan berani melakukannya karena saya mempunyai bukti visum Olivia yang bisa membuat Anda masuk penjara. Jika Anda di penjara, itu artinya perusahaan ini akan hancur.”“Ada apa denganmu? Aku yang memberimu gaji dan makan, tetapi kamu malah membela wanita itu. Apa matamu buta? Seharusnya perusahaan ini yang kamu bela, bukan wanita itu.” Grover mulai naik pitam.“Saya membela yang saya anggap benar dan saya juga membela istri saya.”“Apa katamu? Siapa istrimu?” Grover mengeru

Aaron memeluk istrinya dari belakang saat Olivia sibuk merapikan rumah. Olivia yang tahu betul siapa yang memeluknya, tersenyum dan berkata, “Bagaimana wawancaranya? Apakah berjalan dengan lancar?”“Ya, semua berjalan lancar. Ada kabar baik dan buruk yang harus kamu terima,” jawab Aaron.Mendengar ada kabar buruk, Olivia langsung menghentikan aktifitasnya lalu membalikkan tubuhnya.“Apa yang terjadi? Ceritakan padaku,” pinta Olivia.“Kabar baiknya, aku di terima bekerja di perusahaan Pierre.”“Benarkah? Selamat untukmu, dari awal aku sudah yakin kamu akan diterima.” Wajah Olivia berubah menjadi cerah mendengar berita tersebutnya.Aaron mengangguk mengiyakan pernyataan Olivia. “Terima kasih sudah mendukungku.”“Sudah aku bilang, kamu sangat cerdas. Tidak mungkin mereka menolakmu. Lalu apa kabar buruknya?” lanjut Olivia dengan perasaan khawatir.“Kabar buruknya, bulan madu kita akan berakhir karena minggu depan, aku sudah harus masuk kerja.”Olivia bernafas lega saat mendengar kabar bur