“Bagaimana kamu begitu yakin jika Olivia adalah adik dari Nicholas Pierre?” tanya Aaron yang masih belum sepenuhnya percaya.Mendapat pertanyaan tersebut, Grace menceritakan tentang kompetisi yang dia jalani. “Bahkan istri dari Nicholas sendiri yang mengatakan jika Olivia adalah adik dari suaminya,” ujar Grace.“Bisakah kamu pulang sekarang, aku sedang ingin sendiri?” usir Aaron setelah mendengar penjelasan Grace.“Ada satu hal lagi yang ingin aku katakan padamu Aaron dan itu adalah kesalahan yang sangat besar yang aku lakukan padamu juga Olivia,” ujar Grace dengan rasa penuh penyesalan.Perasaan Aaron langsung merasa tidak enak mendengar Grace mengatakan hal itu, yakin dirinya akan ikut bersalah dalam hal ini.“Apalagi yang ingin kamu katakan padaku? Aku yakin itu akan membuat kesalahanku terhadap Olivia semakin besar.”Grace memainkan jarinya sangat gugup saat ingin menjelaskan. Sejenak ada keraguan di hatinya, tapi dia tidak mau hidup membawa kesalahannya jadi dia harus bisa meneri
Konsentrasi Grace saat tampil di atas panggung langsung hancur melihat sepasang mata yang menatapnya dengan tajam dan dingin. Seorang wanita yang sangat dia kenal, sedang duduk di kursi VVIP sambil menilai penampilannya.Benarkah Olivia yang dia kenal adalah Olivia Pierre, adik dari Nicholas Pierre, pemilik dari semua kekayaan Pierre?Bagaimana dia bisa menjadi istri Aaron dan kenapa sekarang penampilannya sangat berbeda dengan Olivia yang dia kenal dulu?Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiran Grace. Di tengah kegalauan hatinya, Grace berusaha untuk tetap tampil maksimal, meski dia tahu bahwa karirnya akan hancur hari ini karena perbuatan yang telah dia lakukan sebelumnya.Siang harinya telah terpilih 10 model terbaik. Dari 10 model tersebut, nantinya akan dipilih dua model untuk tanda tangan kontrak dengan perusahaan Pierre. Acara tersebut berhenti sementara untuk beristirahat. Para model yang berkompetisi mempersiapkan diri untuk penampilan selanjutnya, termasuk Grace di dala
Pagi-pagi Aaron datang ke kantor karena hari ini ada meeting bulanan yang harus diikuti. Dia sudah mempersiapkan semua bahan presentasi dengan baik. Sebelum memulai meeting Aaron ingin mendiskusikan bahan presentasinya lebih dahulu dengan Nicholas. Dia tidak mau ada kesalahan di depan direksi.“Apakah Tuan Nicholas sudah datang?” tanya Aaron pada sekretaris Nicholas lewat telepon.“Tuan Nicholas belum datang. Apakah ada pesan yang bisa saya sampaikan saat dia datang nanti?” ujar sekretaris itu ramah.“Tidak perlu, kabari saja kalau Tuan Nicholas sudah datang. Saya akan menemuinya,” pinta Aaron.“Baik Tuan, saya akan memberitahu Anda jika Tuan Nicholas sudah datang.”Setelah menelepon sekretaris Nicholas, Aaron kembali berkutat dengan pekerjaannya. Dia heran, tumben sekali Nicholas datang terlambat. Setengah jam kemudian telepon di mejanya berbunyi, sekertaris Nicholas menelepon dan memberitahu jika Nicholas sudah datang. Dia pun segera beranjak dari ruang kerjanya lalu berjalan menuju
Laura yang melihat kedatangan Olivia langsung menyambutnya dengan hangat. “Halo Olivia, bagaimana kabarmu hari ini?”“Kabarku sangat baik, kalian semua membuatku nyaman di rumah ini hingga aku merasa di rumah sendiri.”“Rumah ini memang rumahmu, kamu tidak perlu merasa sungkan. Aku senang mendengar jika kamu nyaman berada di rumah ini.”Olivia menatap Laura dengan serius lalu berkata, “Bolehkah aku meminta bantuanmu?”“Aku akan selalu membantumu sebisa aku mampu, bantuan seperti apa yang kamu harapkan dariku?” tanya Laura.“Dari dulu aku sering diejek tentang penampilanku. Waktu aku masih bekerja di perusahaan Grover dan juga oleh mantan kekasih suamiku. Aku melihat kamu selalu terlihat cantik menggunakan pakaian apapun. Aku selalu kagum dengan penampilanmu, meski dengan pakaian sederhana, kamu terlihat begitu anggun. Bisakah kamu mengajariku cara berpakaian yang baik seperti yang kamu lalukan?” pinta Olivia.“Tentu saja aku akan mengajarimu. Dulu aku juga tidak begitu pandai berpakai
Hati Aaron semakin tidak karuan karena belum mendapatkan kabar apapun dari Olivia. Jika sampai besok istrinya tidak memberi kabar, dia berencana akan membuat laporan ke kantor polisi dan memasukkan nama Olivia ke daftar orang hilang.Ke mana Olivia pergi? Dia tidak punya siapapun di dunia ini. Hanya dirinya yang Olivia punya.Aaron mengurung dirinya di kamar bahkan tidak peduli lagi keadaan Grace dengan lukanya. Saat ini, yang dia pikiran hanya Olivia.Lamunannya terhenti saat ponselnya berbunyi, dia mengambil ponsel tersebut dan mengernyit heran karena ada nomor tidak dikenal meneleponnya.“Halo?” Aaron mengangkat telepon tersebut berharap suara Olivia yang dia dengar dari seberang telepon.“Benarkah ini dengan Aaron?” terdengar suara seorang pria.“Ya, ini dengan siapa?”“Aku hanya ingin memberitahukan padamu jika keadaan Olivia baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir,” kata Austin tanpa menjawab pertanyaan Aaron.Aaron yang mendengar nama Olivia disebut langsung menegakkan tubuhny
Olivia masih terdiam mengamati orang-orang yang mengelilinginya. Fernando yang melihat ekspresi tersebut, mulai memperkenalkan putrinya pada anggota keluarga Pierre.“Aku akan memperkenalkanmu mulai dari Tomshon Pierre dan istrinya adalah Susan Pierre, mereka adalah uncle dan aunty mu.”Mata Olivia melirik mengikuti arah tangan Fernando, mengamati pria dengan tubuh tegap dan besar yang berdiri agak jauh dari ranjang.“Dan ini Austin serta istrinya Gabriella, mereka juga uncle dan aunty mu.”Tatapan Olivia beralih ke sepasang suami istri yang berdiri paling jauh, ada tatapan sendu di mata keduanya tapi dia tidak bisa mengartikannya.“Masih ada satu keluarga lagi yang belum bisa aku perkenalkan langsung padamu,” lanjut Fernando.“Siapa mereka?” tanya Olivia lirih.“Mereka adalah kakak dan kakak iparmu, keduanya masih dalam perjalanan ke sini karena masih sedikit sibuk dengan anak mereka.”“Siapa nama Kakakku?” tanya Olivia penasaran.Dia sangat berharap jika kakaknya bukanlah Nicholas P