Semua Bab Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang: Bab 361 - Bab 370

Queen sedang menikmati minumannya dan terlalu serius tenggelam dalam pikirannya, sampai tidak mendengar saat papanya memanggil namanya. Matanya menatap kosong taman yang ada di depannya.“Halo cantik, apakah kamu suka dengan taman yang dibuat Mamaku?” tanya Spencer dari belakang tubuh Queen.Suara itu berhasil membuat Queen berbalik dan seketika membuat Spencer terkejut. Dia mendapati mata indah dan jernih yang membuat gairahnya membara namun sekaligus menghancurkannya. Beruntung dia mampu mengendalikan keterkejutannya dengan bersikap setenang mungkin, tapi berbeda dengan Queen.Saat berbalik, Queen mengerutkan kening menatap pria yang menyapanya. Dia merasa pernah melihat wajah pria tersebut, tapi lupa di mana. Ingatannya seketika kembali saat pria itu mengedipkan satu mata padanya.“Halo cantik, tidak disangka kita bertemu lagi,” sapa Spencer.“Tidak mungkin …” gumam Queen sambil menutup mulutnya.Dia lupa bahwa tangannya sedang membawa gelas berisi minuman. Gelas itu meluncur denga

Lagi-lagi dengan sigap, Spencer menahan wajah Queen dan menatapnya lekat. “Sekeras apa pun kamu menghindar, tubuhmu menginginkanku, Queen,” ujarnya penuh percaya diri.Queen terdiam menatap mata Spencer dengan berani. Untuk sesaat mereka tenggelam dalam kedalaman mata masing-masing, pesona keduanya memang tidak bisa disepelekan. Mereka saling mengikat diri seakan ada benang merah yang tidak bisa dilihat dengan mata di antara tubuh mereka.Entah ini sebuah kutukan atau sebuah berkah untuk Spencer karena selama ini dia selalu kesal melihat orang tuanya yang selalu berduaan dengan hubungan yang begitu-begitu saja. Di matanya itu sangat membosankan, tapi sekarang dia hanya bisa bergairah dengan wanita yang saat ini ada di depannya.Suatu hari langit begitu gelap dan angin begitu kencang. Queen menelepon Spencer agar tidak menjemputnya. Dia akan pulang sendiri saat hujan sudah reda atau jika terpaksa, dia akan menginap di tempat temannya.Apa yang dikatakan Queen sepertinya dianggap angin

Queen tidak menyangka Spencer ternyata sudah berada di depan pintu apartemen dengan tangan penuh belanjaan, sedangkan tubuh pria itu basah kuyup dan menggigil.Sedangkan Spencer sendiri terkejut karena melihat Queen seperti akan pergi dari apartemennya.“Kamu mau pergi ke mana?” tanya Spencer dingin. Rasanya ingin marah saat apa yang di perintahkan, tidak dituruti oleh Queen. Padahal dia berjuang demi makanan mereka.“Aku hanya ingin menunggumu di bawah. Aku sangat mengkhawatirkanmu karena pergi sudah terlalu lama,” jawab Queen yang berhasil meluluhkan hati Spencer.“Sekarang masuklah, aku sudah di sini.” Ada sedikit nada marah dalam suara Spencer.Mendengar perkataan pria itu, Queen masuk kembali ke aparteman dan mengambil sebagian barang yang Spencer bawa.“Apa yang terjadi sehingga kamu pergi terlalu lama?” tanya Queen.“Semua toko tutup, aku harus pergi puluhan km untuk mencari semua makanan ini,” jawab Spencer.“Mandilah dengan air hangat, aku tidak mau kamu sakit. Aku akan merap

Suatu hari saat mereka sedang makan bersama, Queen memberanikan diri untuk menanyakan masa depan hubungan mereka.“Menurutmu apakah kita bisa membawa hubungan ini ke tahap yang lebih serius?”Pertanyaan Queen adalah pertanyaan yang Spencer takuti selama ini. Apakah wanita itu mulai berpikir tentang sebuah pernikahan? Hubungan yang dia hindari seumur hidupnya.“Apakah kamu sedang memancingku untuk membicarakan tentang sebuah pernikahan?” tanya Spencer langsung pada inti pembicaraan mereka.“Tidak untuk saat ini karena aku juga butuh waktu untuk mengejar karierku. Meskipun akhirnya kita akan sampai ke sana jika hubungan kita bisa bertahan.”“Aku belum memikirkannya, Queen. Lagi pula bukankah dari awal, hubungan kita sudah jelas jika kita hanya saling memberikan keuntungan satu sama lain, kita hanya bersenang-senang. Maafkan aku jika aku tidak bisa menjanjikan apa yang kamu mau.”Jawaban tersebut tentu saja menyesakkan dada Queen. Wanita mana yang mau menjalani hubungan tanpa kepastian.

Acara makan keluarga Pierre hari ini tampak berbeda. Ada pesta kecil-kecilan menyambut Leonard yang telah keluar dari rumah sakit dan juga kehamilan Clara, sebagai dukungan atas perjuangan keluarga kecil mereka hingga akhirnya mereka bisa saling mencintai.Spencer terdiam menatap satu per satu keluarganya. Mereka mempunyai kebahagiaan masing-masing dengan pasangan dan keluarga kecilnya, saling mencintai dan menyayangi. Dulu dia tidak pernah peduli dengan hal tersebut, kenapa sekarang rasanya menjadi penting?“Ada apa denganmu?” tanya Leonard menyentuh bahu Spencer saat mereka sedang berdua di taman belakang.“Aku sedang terkena karma,” jawab Spencer sekenanya membuat Leonard langsung menatap wajah pria itu dengan kernyit heran.“Benarkah ini Spencer? Sejak kapan kamu percaya dengan karma? Pria yang selalu optimis dan realistis sekarang sedang bicara tantang karma. Apakah aku tidak salah mendengarnya?” sindir Leonard merespon perkataan Spencer.“Dulu aku selalu menyia-nyiakan wanita ya