Geri berdiri di depan pintu ruangan Nicholas dengan raut tegang. Tangannya meremas-remas tablet kecil berisi catatan rapat, tapi bukan itu yang membuatnya gusar pagi ini.“Maaf, Pak… tapi dia ngotot masuk,” ucap Geri pelan.Nicholas yang baru saja keluar dari lift, mengangkat wajah. Matanya menyipit. “Dia siapa?”“Bu Lidya, Pak,” jawab Geri cepat. “Sudah saya larang, tapi dia… dia mengancam akan memanggil media kalau Bapak tidak menemuinya.”Nicholas meremas jemarinya, rahangnya mengeras. “Mana dia sekarang?”Geri menelan ludah dengan gugup. “Di dalam, Pak.”Nicholas meringsek tanpa banyak bicara. Didorong oleh amarah yang tertahan sejak kemarin, ia melangkah menuju ruangan pribadinya. Saat membuka pintu, suara kursi berderit menyambutnya. Di balik meja kerjanya sendiri, Lidya duduk santai, seperti tak bersalah sedikit pun.Matanya menatap Nicholas, penuh emosi yang sulit dijelaskan. Campuran kecewa, marah, dan terluka.“Nicky…” suaranya parau, hampir berbisik.“Keluar.” Nicholas tak
Last Updated : 2025-07-28 Read more