Hujan turun sepanjang malam, menciptakan ritme pelan di jendela apartemen. Aira terbangun lebih awal, jauh sebelum alarmnya berbunyi. Ia bangkit dari tempat tidur, mengenakan kaus Dante yang kebesaran, lalu berjalan menuju dapur. Aroma kopi sudah lebih dulu menyambutnya.Dante berdiri di sana, menyandarkan tubuh pada meja sambil menatap keluar jendela.“Kau bangun cepat,” kata Aira, setengah menguap.“Kau bicara dalam tidur,” balas Dante, tanpa menoleh. “Tentang seseorang bernama ibu.”Aira diam.“Kau tidak pernah cerita tentang keluargamu,” lanjut Dante pelan. “Aku juga tak pernah bertanya. Tapi... sekarang aku ingin tahu.”Aira menatap punggungnya. Ia tahu ini akan datang. Dan entah kenapa, ia merasa waktunya memang tepat.“Aku tidak punya keluarga,” ujarnya, mengambil cangkir dan menuang kopi. “Ibuku meninggal saat aku masih remaja. Ayahku... pergi sebelum aku bisa mengenal namanya.”Dante akhirnya menoleh. T
Last Updated : 2025-05-30 Read more