Aira tahu dirinya tak akan pernah melihat apartemen itu dengan cara yang sama lagi.Sudah lewat dua hari sejak malam saat Dante—dingin, kasar, dan tak bisa dilupakan—menjatuhkan batas di antara mereka. Dan kini, setiap sudut ruangan seolah menyimpan napasnya, setiap pantulan bayangan di jendela seakan menampakkan sosok tinggi tegap pria itu.Ia duduk di meja makan kecilnya dengan secangkir kopi yang sudah dingin, menatap kosong ke arah pintu balkon yang tertutup rapat. Di luar, kota masih berdenyut, tapi Aira hanya bisa memikirkan satu hal—Dante, dan bagaimana pria itu meninggalkan bekas di tubuh dan pikirannya seperti luka yang tak terlihat, namun terasa menyiksa.Brisik ketukan di pintu memecah lamunannya."Miss Aira?" suara berat itu lagi. Rasanya seperti déjà vu, tapi kini, Aira tidak berlari atau bersembunyi.Ia membuka pintu, dan di sana berdiri Dante, lebih rapi dari malam itu, mengenakan kaus hitam yang menempel pas di dadanya dan celana jeans gelap. Hanya sorot matanya yang t
Last Updated : 2025-05-10 Read more