"Diamlah dan tunggu," ucap Tommy, sorot matanya menembus, membuat Brenda tiba-tiba merasa sedikit gentar, meski ia berusaha keras menyembunyikannya. Beberapa karyawan, yang sudah sering melihat cara Brenda menjudge customer berdasarkan penampilan mereka sudah maklum. Tapi, bagaimanapun juga mereka tidak bisa berbuat banyak. Karena Brenda adalah supervisor mereka. Waktu terasa melambat. Detik-detik berlalu dalam keheningan yang mencekam, hanya diisi oleh suara napas tertahan dari karyawan dan tatapan sinis Brenda. Tommy berdiri tegak, tak bergerak, seolah-olah seluruh kekacauan ini tak memengaruhinya sama sekali. Lalu, tiba-tiba, pintu kaca toko berderit terbuka dengan keras. Seorang pria berbadan gemuk dengan jas mahal yang kini berantakan, berlari masuk dengan napas terengah-engah, wajahnya pucat pasi seperti mayat, seolah hidupnya berada di ambang kematian. Matanya liar mencari-cari seseorang. Sampai di tengah toko, matanya menangkap To
Last Updated : 2025-06-05 Read more