Mata Tommy tertuju pada guci itu, memancarkan minat yang mendalam. Ia segera mengenali corak dan gaya khasnya. "Ini adalah peninggalan sejarah yang sangat langka," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri, namun suaranya sarat akan keyakinan. Tak lama kemudian, pramuniaga muda yang ramah itu mendekat, senyumnya cerah. "Ah, saya lihat Anda tertarik pada guci ini, Tuan," katanya, nadanya bersemangat. "Ini adalah guci dari Dinasti Han, sekitar abad ke-2 Masehi. Dulu, guci ini adalah koleksi pribadi yang sangat disayangi oleh seorang jenderal besar bernama Lu Bu—ya, Jenderal Lu Bu yang terkenal dari era Tiga Kerajaan!" Pramuniaga itu tersenyum lebar, menambahkan dengan nada geli, "Konon katanya jiwa dari jenderal tersebut bersembunyi di dalam guci ini, menunggu seorang pewaris yang layak. Tapi ini hanya mitos, tentu saja, jadi jangan dianggap serius!" Dia tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana. Tommy mengangguk, matanya tak lepas dari guci. "Apakah saya b
Terakhir Diperbarui : 2025-06-13 Baca selengkapnya