Semua Bab Perjalanan Sang Batara: Bab 261 - Bab 270

Setelah menutupi tubuh Chang Yun dengan pakaian, Jaka Geni kembali menghampiri Jin Liu yang masih duduk di bawah bongkahan tanah. Jaka Geni berjongkok di hadapan orang yang saat ini menangis ketakutan. Bagaimana dia tidak takut melihat dua temannya mati dalam keadaan gosong. "Manusia keji, jika kau menginginkan hal itu, bukankah seharusnya kau berusaha dengan baik? Kau hanya menuruti nafsu mu tanpa melakukan apapun yang membuat dia senang," kata Jaka sambil tersenyum sinis ke arah lelaki itu. "Kamu bicara apa, aku tidak tahu artinya??" tanya Jin Liu. "Sudah aku jelasin malah nyolot!" umpat Jaka Geni lalu kakinya langsung menendang kepala Jin Liu hingga tulang lehernya patah seketika. Jin Liu tewas tanpa pernah tahu Jaka Geni sejak tadi berbicara apa. Setelah melihat Jin Liu tewas, Jaka segera kumpulkan tiga mayat itu lalu dia membuang nya di sungai buatan itu. Mayat itu terapung dan terbawa arus. Jaka Geni segera menghampiri Chang Yun yang masih meringkuk di tempat yang sama.

Sebulan berlalu semenjak Chang Yun berlatih ilmu kanuragan bersama Jaka Geni. Sebagian besar jurus sudah di kuasai dengan baik oleh gadis itu. Mereka berlatih siang dan malam. Bersemedi di goa kecil yang ada di dalam hutan itu. Dalam sebulan itu, kekuatan petir pada Jaka Geni telah di turunkan kepada Chang Yun. Kasus tiga mayat terapung telah hilang dari pembicaraan rakyat di kota Jinan. Karena Chang Yun tidak di ketemukan. Para prajurit itu tidak tahu dimana tempat tinggal gadis itu. Kabar itu telah di dengar oleh Li Yuan. Karena kasus meninggalnya tiga orang itu di hubungkan dengan Chang Yun yang berbelanja di kota Jinan menggunakan koin emas milik Menteri Li Yuan. Li Yuan langsung ingat kepada gadis peramal itu. Dia penasaran, sebenarnya apa yang terjadi hingga mayat yang di temukan itu bisa menghitam seperti di bakar api. Dia tidak menaruh curiga sama sekali pada gadis itu. "Apakah ada yang mengganggu ketenangan ayah?" tanya Li Shimin yang duduk sambil minum teh bersama ayahn

Mendengar suara orang tertawa cekikikan, Wei Chen Tio langsung merasa marah. Sekarang dia yakin, bahwa itu adalah air kencing. Sesaat dia menatap ke bawah, dua pengikutnya jatuh ke dalam jurang karena kecerobohannya. "Keparat! Turun kau!" teriak Wei Chen Tio murka. Jaka Geni masih tertawa cekikikan lalu memunculkan kepalanya hingga Wei Chen Tio melihat wajah manusia yang telah mengencingi dirinya. Dia terkejut melihat wajah yang terasa seperti orang asing. Jaka Geni menjulurkan lidah sambil tertawa mengejek. Wei Chen Tio semakin berang. Dia langsung mencabut pedangnya. Lalu dia tancapkan pedang itu di tebing. Sekali lompat Wei Chen Tio telah berdiri di atas pedang nya yang lentur. Lalu dengan ilmu meringankan tubuh, dia melompat ke udara. Jaka Geni berdecak kagum dengan ilmu meringankan tubuh Wei Chen Tio. Sesampainya di atas, Wei Chen Tio langsung menyerang Jaka Geni. Amarahnya sudah tak tertolong lagi.

Pertarungan Jaka Geni melawan Jiang Liang terus berlanjut. Adu pedang mereka semakin gencar hingga matahari condong ke arah barat. Suara pedang dan golok yang beradu membuat suasana hutan yang hening menjadi ramai. Percikan api yang keluar dari gesekan pedang membuat tempat yang sudah mulai gelap itu terlihat terang sesekali. Jaka Geni masih mengimbangi gerakan Jiang Liang yang bergerak sangat cepat. "Bagaimana bisa! Bagaimana bisa kau menangkis semua serangan ku!?" bentak Jiang Liang geram. Jaka Geni tertawa terkekeh-kekeh. Dia benar-benar menikmati pertarungan itu meski tanpa mengeluarkan banyak tenaga dalam. "Kamu yang kurang cepat ki sanak! Kenapa malah nyalahin aku!?" balas Jaka membuat Jiang Liang semakin geram. "Baiklah, aku akan kerahkan mantra terlarang untuk melawan mu! Aku akui, kau adalah Pendekar hebat. Bisa menahan golok milikku tanpa terluka sedikitpun. Jadi, berterimakasih lah kepadaku, karena kau

Jiang Liang menatap tak percaya melihat Jaka Geni yang berdiri tegap. Tubuhnya di penuhi aura petir. Bahkan kali ini hampir seluruh tubuhnya di selimuti petir yang menyambar ke segala arah. Kekuatan petir yang Jaka miliki saat ini telah meningkat pesat. Jiang Liang hanya terpaku melihat apa yang terjadi di depan matanya. "Jangan jangan dia...apakah dia Lei Gong seperti yang di maksud orang-orang Jinan?" batin Jiang Liang. Chang Yun terpana melihat tubuh Jaka Geni yang berselimut kekuatan petir. "Ternyata sehebat ini guruku... Luar biasa! Aku semakin kagum padamu kakak!" bisik Chang Yun sambil menutup mulutnya yang tersenyum penuh kekaguman. "Jadi, inikah wujud aslimu!? Baiklah, mari kita selesaikan pertarungan ini!" ucap Jiang Liang. Dia mengangkat goloknya ke atas lalu menghujamkan nya ke tanah dengan keras. Golok itu bergetar hebat. "Wahai roh dalam Golok Pemburu milikku... Keluarlah jiwamu dan bantu aku!" rapal Jiang Liang sambil menggenggam gagang golok yang bergetar hebat.