Malam itu, lampu meja di ruang kerja Daryan menyala redup, menerangi tumpukan buku dan kertas yang berserakan di meja kayu. Savana duduk tegak dengan mata fokus menatap layar laptopnya, jari-jarinya lincah mengetik tugas kampus yang harus segera dikumpulkan. Namun, suasana hening itu segera pecah ketika dua sosok kecil berlari mendekat. “Mama, Mamaaa!” suara riang Elvara memecah keheningan, bersama sang kakak Elvano melompat-lompat di dekat kursi di mana Savana duduk sambil fokus pada layar laptop. Savana tersenyum lelah melihat kehebohan kedua anak kembarnya itu, ia mencoba menengahi, “Nak, Mama lagi ngerjain tugas, ya. Nanti Mama main sama kalian setelah selesai, oke?” Elvano yang lebih pendiam, menarik ujung baju Savana sambil berkata, “Mama, main puzzle sama kita, yuk! Tadi Vara pasangnya salah-salah, dia gak tahu cara mainnya. Jadi Vano mau main sama Mama aja, ya.” “Puzzle? Wah, Mama belum sempat lihat, nih.” Savana mengusap kepala Elvano dengan lembut, mencoba menahan
Last Updated : 2025-11-01 Read more