“Cerita sama aku, apa yang terjadi?” tanya Deva pelan, nyaris seperti bisikan. Ia menatap Mila yang duduk di sofa kosannya, wajah pucatnya tak bisa menyembunyikan betapa berat beban di pikirannya. Deva sebenarnya sudah tahu. Ia bukan orang bodoh yang hanya mengandalkan kata-kata. Ada bawahannya yang melapor, ada data yang bisa ia cek. Tapi tetap saja, ia ingin mendengarnya langsung dari mulut Mila. Baginya, kejujuran itu penting, meski terkadang terasa menyakitkan. Mila menggigit bibir bawahnya. Jemarinya gemetar, ia tak tahu bagaimana harus memulai. “Aku… aku didatangi seseorang,” akhirnya ia bersuara, pelan sekali. “Ib—ibumu, Dev.” Deva langsung menegang. “Apa?” suaranya berat, nyaris serak. “Ibu… menemuimu?” Mila mengangguk pelan. “Ya. Aku dipanggil ke sebuah restoran mewah. Di sana beliau menemuiku.” Nafas Mila bergetar. “Kamu tau kan biasanya orang tua kaya kalau nggak suka dengan pasangan anaknya… mereka akan menawarkan jalan keluar. Uang, fasilitas, atau apapun supaya perem
Last Updated : 2025-09-15 Read more