All Chapters of Sang Penguasa Elemental: Chapter 111 - Chapter 120

... Tiga hari setelah Operasi Dual Eclipse, markas utama NV-Mega-Trix versi NVM.0000.1AOL kembali menjadi pusat pengambilan keputusan terbesar dalam sejarah galaksi barat. Pusat kendali strategis dipenuhi proyeksi holografis yang berkedip intens. Catherine mengatur ulang data baru dari sektor hyperspace liar. Evelyn, Namira, dan Olivia berdiri di sisi Axel, sementara yang lain menatap peta dimensi yang mulai retak di banyak sisi. “Void Gate utama di sektor Zethra memang berhasil kita tekan, tapi sisi timur sektor Nerteria mulai menunjukkan anomali frekuensi dimensi ketiga,” lapor Namira. “Energi sub-void mereka mulai meluber ke jalur hyperspace stabil kita,” tambah Catherine, dahi mengernyit. Axel mengangguk, suaranya dalam. “Kita butuh kendaraan dengan stabilitas interdimensional penuh. Starlight Wanderer... tidak cukup lagi.” Semua menoleh. Lilian, yang berdiri tenang, melangkah maju. Tatapannya tajam namun senyumnya mengembang. “Memang. Karena itu kita sudah menyiap

... Aolenric-Lerion Prime melaju tenang di lorong hyperspace dimensi keempat. Getaran lembut mesin Void Splitter merambat hingga ke lantai dek, seperti denyut jantung kapal yang hidup. Setelah pesawat itu kembali, mereka kembali beristirahat di rumah Axel yang juga merupakan markas besar mereka sekarang. Vania berjalan pelan di lorong hunian private yang senyap. Gadis muda itu memang tidak tergabung dalam tim utama. Ia hanya penghuni yang merupakan tamu istimewa, salah satu dari segelintir sipil yang Axel ijinkan tinggal di kompleks keluarga besarnya. Dengan mata penasaran, Vania melirik ke arah lorong privat tempat para istri Axel biasa berkumpul. Biasanya lorong itu tertutup rapat. Tapi hari ini... pintunya terbuka sedikit. “Ah… sepertinya mereka semua sedang berkumpul…” bisik Vania, rasa ingin tahunya mulai memuncak. Perlahan, dia mendekat. Tak ada suara apapun, hanya denting lembut suara musik instrumental romantis yang samar-samar terdengar. Vania menelan ludah saat i

... Aolenric-Lerion Prime melaju stabil di lorong hyperspace, menembus pusaran dimensi keempat. Para istri Axel tengah berkumpul kembali di ruang strategi, memetakan jalur pertempuran berikutnya. Catherine mengetuk konsol holografik, menampilkan medan hyperspace yang kini dipenuhi gerakan Void Synapse di sektor Nerteria Core. "Mereka mempertebal benteng spiral pertahanan. Jika kita tak ubah jalur serang, kita akan terjebak arus gravitasi mereka," jelas Catherine. Namira mengetik cepat, membuka opsi jalur alternatif. "Ada celah kecil di sisi barat spiral X-27. Tapi waktunya sangat sempit." Laxia mengangguk mantap. "Berarti kita pakai manuver split flank. Aku pimpin sisi kiri." Sementara itu, Olivia mengeluarkan suara dingin dari ujung meja. "Jangan beri mereka kesempatan berkutik. Hajar cepat, hancurkan semua." Nada Olivia yang tajam membuat seisi ruangan terdiam sejenak. Axel menatap Olivia dengan lembut. “Semua baik-baik saja, Liv?” Olivia tersenyum tipis, matanya

... Beberapa jam berlalu sejak Vania dilarikan ke ruang medis darurat Aolenric-Lerion Prime. Suasana di ruang medis sunyi, hanya suara detak mesin penstabil biologis yang bergema ritmis di antara kedalaman hyperspace. Olivia duduk di kursi samping ranjang Vania. Tatapannya kosong, pikirannya berputar tak menentu. Tangannya yang biasanya dingin dan tegas, kini perlahan menyentuh jemari Vania yang pucat. "Kenapa... kamu lakukan ini?" bisiknya lirih. "Setelah semua... yang kamu perbuat selama ini..." Di layar medis, data vital Vania terus berfluktuasi. Separuh sisi tubuhnya yang hancur mulai menjalani proses regenerasi jaringan nanoteknologi tahap awal. Luka bakar hyperspace yang menggerogoti kulit dan sistem syarafnya memperlihatkan betapa besar pengorbanan gadis itu. Catherine memasuki ruangan membawa laporan perkembangan medis. Ia berdiri diam beberapa saat, memandangi Olivia yang tak bergeming. "Stabilitas sarafnya masih 42%, tapi teknologi regenerasi kita akan mencoba me

Setelah tiga bulan panjang berlalu sejak insiden heroik itu, kondisi Vania terus mengalami kemajuan luar biasa. Tubuhnya yang sempat rusak parah kini telah pulih berkat teknologi pemulihan regeneratif Aolenric-Lerion Prime, ditambah dengan stabilisasi energi elemen Harapan yang mulai tumbuh dalam dirinya. Namun, tak hanya tubuhnya saja yang berubah. Vania kini tampak semakin memesona. Kulitnya cerah merona, matanya lebih jernih, dan aura anggun alami yang tadinya tertutup ketegangan masa lalu kini memancar begitu kuat. Bahkan beberapa anggota tim tak bisa menahan komentar setiap kali melihatnya lewat. “Wah, Vania jadi kayak idol galaksi sekarang…” bisik Laxia pada Evelyn saat mereka lewat. Evelyn tersenyum menggoda. “Hati-hati Laxia, nanti ketahuan Oliv, bisa panjang urusannya.” Laxia cekikikan pelan, sementara Olivia yang berdiri tak jauh hanya melirik dengan senyum jahil. ... Suatu sore, di ruang rekreasi pribadi keluarga Skays Vania duduk berdua bersama Olivia, meni