Cahaya terisak kecil, dadanya terasa sesak oleh kebahagiaan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Perlahan, Angkasa menyematkan cincin itu di jari manis Cahaya, jari yang dulu pertama kali ia pasangkan cincin saat akad nikah mereka. Setelah itu, ia mengambil anting dan memasangkannya di telinga istrinya, lalu menatap wajah Cahaya dengan lembut."Kamu cantik ... selalu cantik, bahkan tanpa semua ini."Cahaya menunduk, menyeka air matanya yang tak kunjung berhenti. Ia tidak pernah menyangka Angkasa akan sehangat ini."Mas ... aku nggak butuh perhiasan. Aku cuma butuh Mas... Mas yang seperti ini, yang mau terbuka sama aku."Angkasa tersenyum, lalu mengecup kening Cahaya lama."Aku janji, aku nggak akan pernah sia-siain kamu lagi."Mereka saling menatap dalam diam, membiarkan malam menjadi saksi janji baru di antara mereka.***Siang itu, ketika matahari mulai condong ke barat, Cahaya tengah menyiram bun
Terakhir Diperbarui : 2025-06-19 Baca selengkapnya