แชร์

Part 35B

ผู้เขียน: TrianaR
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-22 19:01:17

Pikirannya kalut. Jika Genta benar-benar dipenjara, ia tak punya siapa-siapa lagi untuk diandalkan.

Ia duduk di kamarnya yang pengap, menatap kosong ke dinding. Tangannya gemetar meraba perutnya yang masih rata, lalu mencengkeramnya dengan penuh emosi.

"Kenapa aku harus beneran hamil, sih?!" gerutunya lirih, penuh kemarahan yang ia sendiri tak tahu harus ditujukan kepada siapa.

Beberapa waktu yang lalu, ia melakukan test pack, dan hasilnya dua garis merah. Ia hamil. Benar-benar hamil. Bukan hanya sekali, ia melakukan test itu berkali-kali, dan hasilnya tetap sama. Dua garis merah.

Test pack itu tergeletak begitu saja di lantai. Benda kecil itu seakan mengejeknya, mengingatkannya pada kesepakatan yang telah ia buat dengan Genta.

Ia menutup wajah dengan kedua tangan, bahunya bergetar hebat. Terbayang kembali malam di mana ia menerima kesepakatan itu.

Genta akan melakukan apa saja sesuai permintaannya. Saat itu, ia berpikir hanya ak
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 40A

    Part 40Sore harinya, mereka tiba di pemakaman. Cahaya berdiri di samping Angkasa, menatap nisan bertuliskan Langit Wijaya dengan penuh hormat.Angkasa berjongkok, menyentuh batu nisan itu dengan lembut. Cahaya ikut berjongkok, menaburkan bunga di atas pusara. Mereka pun berdoa bersama, mengirimkan doa terbaik untuk Langit."Mas Langit, mungkin kisah kita sangat singkat. Tapi terima kasih karena sudah memberiku pelajaran yang sangat berharga. Tenanglah di sana, Mas."Angkasa menunduk, mengusap nisan itu dengan penuh sayang. "Aku kangen kamu, Dik ... Aku cuma ingin bilang, kamu tidak perlu khawatir lagi, Cahaya dan Altair aman bersamaku. Dan ... aku juga akan berusaha membuat mereka bahagia. Aku akan mencintai dan menyayangi mereka sepenuh hatiku."Cahaya menggenggam tangan suaminya, memberikan kehangatan dan dukungan. Saat angin sore berhembus lembut, Angkasa menoleh ke istrinya dan tersenyum. "Terima kasih udah mau memberiku kesempa

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 39B

    Cahaya tersenyum dalam pelukan suaminya, tangis haru bercampur bahagia. "Aku juga senang, Mas … Aku nggak nyangka secepat ini."Angkasa melepas pelukannya sedikit, lalu mengecup bibir Cahaya dengan penuh kelembutan, berulang kali. "Terima kasih, Sayang … Kamu udah kasih aku kebahagiaan yang luar biasa," bisiknya sebelum kembali memeluknya dengan erat.Cahaya mengusap perutnya yang masih rata, lalu menoleh pada Angkasa dengan sedikit cemas."Tapi, bagaimana dengan Altair, Mas? Dia masih tujuh bulan. Aku takut nggak bisa bagi perhatian dengan baik …"Angkasa tersenyum lembut, menggenggam tangan Cahaya erat. "Kamu nggak perlu khawatir, Sayang. Kita bakal sama-sama belajar. Aku akan bantu kamu semaksimal mungkin. Altair juga pasti senang punya adik nanti."Cahaya menggigit bibirnya, masih ada keraguan di matanya. "Tapi dia masih kecil, Mas. Aku takut dia merasa kurang diperhatikan. Aku nggak mau Altair merasa tersisih karena ada adi

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 39A

    Part 39Tiga bulan kemudian ....Bu Ratna berdiri di depan restoran barunya dengan senyum bangga. Sebuah spanduk besar bertuliskan "Grand Opening Resto Fast Food Bu Ratna" terbentang di atas pintu masuk. Para tamu undangan, keluarga, dan sahabat dekat sudah berkumpul untuk menyaksikan momen peresmian ini. Cahaya dan Angkasa yang menggendong Altair berdiri di sisi Bu Ratna, memberikan dukungan penuh.“Terima kasih sudah datang dan mendukung usaha baru saya. Semoga restoran ini bisa berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang,” kata Bu Ratna sambil tersenyum.Ia mengangkat gunting emas yang sudah disiapkan, lalu dengan satu gerakan, ia memotong pita merah yang terbentang di depan pintu restoran. Tepuk tangan riuh memenuhi udara, menandakan bahwa restoran tersebut resmi dibuka.Cahaya ikut tersenyum, merasa senang melihat ibu mertuanya bersemangat dengan bisnis barunya. Namun, tiba-tiba perutnya terasa tidak enak. Rasa mual mendadak menyeran

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 38B

    Cahaya sedikit terkejut dengan reaksi Angkasa. Ia memang tahu Angkasa peduli dengan Altair, tetapi melihat suaminya yang biasanya sibuk dengan pekerjaan sekarang begitu sigap merespons, membuat hatinya semakin hangat.Tanpa berkata lebih banyak, Angkasa segera mendekat dan menggendong Altair dengan lembut. Ia meletakkan si kecil dengan hati-hati, memberikan perhatian ekstra untuk tidak membuatnya rewel. Angkasa terampil mengelap dan mengganti popok Altair sambil memastikan tidak ada yang terasa tidak nyaman.Cahaya menyaksikan semuanya dengan mata berkaca-kaca. Angkasa, suaminya yang kadang tampak tegas dan serius, ternyata memiliki sisi lembut yang begitu penuh perhatian untuk keluarga kecil mereka. Setelah popok terganti, Angkasa mengangkat Altair kembali ke pelukannya, lalu menyerahkannya pada Cahaya."Ini sudah selesai, Sayang. Altair sudah nyaman lagi," ujar Angkasa sambil tersenyum lembut.Cahaya tersenyum dan mengangguk, merasakan hati yang

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 38A

    Part 38 “Aku tidak bersalah, Bu! Tolong aku! Jangan penjarakan aku! Aku nggak melakukan apa-apa!” Elena meronta, memohon dengan suara penuh ketakutan. Bu Marni berlari keluar dengan tergesa-gesa. Wajahnya tampak cemas dan khawatir. “Lepaskan anak saya! Tolong, jangan bawa dia! Apa yang sudah dia lakukan, sampai kalian memperlakukannya seperti ini?” Bu Marni menangis sambil berusaha mendekati polisi. Petugas yang menangkap Elena tetap tenang, meskipun Bu Marni tampak sangat emosional. “Maaf, Bu. Tapi dia terlibat dalam kejahatan serius. Kami tidak bisa melepaskannya begitu saja. Dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya,” jawab petugas tersebut. Elena terisak di hadapan ibunya. “Bu … Aku nggak bisa terima ini, Bu … Tolong bantu aku … Ini pasti ulah Mas Angkasa yang gak bisa biarin hidup aku tenang. Aku yakin, Bu." Bu Marni menggenggam tangan Elena, air matanya juga mulai menga

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 37B

    Namun, setelah beberapa saat, tidak ada suara atau gerakan yang muncul. Mereka mencoba mengintip melalui jendela dan melihat ke dalam. Semua ruangan tampak kosong, tidak ada tanda-tanda kehidupan.“Ini aneh … Rumah ini kosong,” kata petugas yang sedang mengamati situasi di dalam rumah.Mereka segera memasuki rumah dan melakukan pencarian menyeluruh. Semua ruangan diperiksa, tetapi tidak ada satu pun orang yang ditemukan di dalam.“Sepertinya dia sudah kabur!” teriak salah satu petugas setelah memeriksa setiap sudut rumah.Seorang petugas lainnya mengeluarkan ponselnya dan menghubungi tim yang berada di luar."Dia nggak ada di sini! Kemungkinan dia sudah melarikan diri. Segera siapkan pencarian lebih luas.""Baik, kami akan segera mulai pencarian. Siapapun yang tahu, kita tidak akan memberi kesempatan untuk kabur," jawab petugas di luar.Polisi mulai melakukan pencarian lebih luas. Mereka mengirimkan tim untuk menyisir se

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status