Bab 19.Hujan sudah reda ketika Hanum masuk ke apartemen Danial malam itu. Tubuhnya lelah, basah, dan pikirannya kacau. Tapi setidaknya, untuk sementara, ia merasa aman.Danial membuka pintu tanpa berkata apa-apa. Ia hanya menatap Hanum yang berdiri dengan koper kecil dan wajah sendu. Hanum mengucap terima kasih lirih. Danial mengangguk, membiarkannya masuk.Malam itu mereka tidak banyak bicara. Hanum membersihkan diri dan tidur di kamar tamu, sementara Danial duduk termenung di ruang tengah. Petir sesekali menyambar di luar, seolah menggarisbawahi kekacauan yang baru saja meledak.Pagi harinya, Hanum terbangun oleh aroma kopi dan roti panggang. Ia berjalan keluar, mendapati Danial sedang membaca koran sambil menyeruput kopi. Untuk pertama kalinya, ia melihat pria itu tak memakai masker ketegangan yang biasa dipakai di rumah Arlan.“Kamu tidur nyenyak?” tanya Danial, tanpa menoleh.“Lumayan,” jawab Hanum, duduk perlahan. “Maaf, sudah merepotkanmu.”Danial menatapnya sebentar, lalu men
Last Updated : 2025-07-08 Read more