Keandra hanya mampu menatap punggul kecil yang mulai menjauh dari pandangan wajahnya. Ia membuang nafas kasar, harus lebih bersabar menghadapi tuntutan yang tak mungkin ia lakukan. “Aku memang janji. Tapi, mungkin kali ini aku lebih memilih jadi pengecut, daripada harus melepas dan kehilangan kalian,” ucapnya, saat tubuh kecil itu mulai menghilang di balik gerbang sederhana tersebut. Keandra menahan diri. Ia bisa saja membalas dengan amarah, tapi kali ini, ia memilih diam. Ia menatap Neina lama—menatap perempuan yang dulu ia cintai, yang kini berdiri di hadapannya seperti orang asing.“Apa yang akan Bapak lakukan sekarang?” tanya Felix yang ikut menatap punggung yang sudah menghilang sempurna di balik pintu sederhana itu. “Aku akan ke rumah Kakek,” katanya akhirnya.“Banyak penjelasan yang harus dibahas.”“Baik. Akan saya antar ke sana,” sahut Felix sigap. Keandra menoleh, menatap datar bawahannya itu. “Tak perlu. Kau kembali ke kantor. Biar aku sendiri ke sana,” ujar Keandra, men
Terakhir Diperbarui : 2025-10-25 Baca selengkapnya