All Chapters of GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN: Chapter 121 - Chapter 130

Sejak sampai rumah Luci tak tenang, dia mondar mandir di kamarnya. Memikirkan wajah Evelyn yang mirip sekali dengan kakaknya yang selama ini kabur dari keluarga mereka. "Wajahnya mirip sekali, tapi bagaimana caranya aku memastikan jika dia benar benar putri Kakak?" Luci masih terus memikirkan Evelyn. Luci bahkan tak sadar jika sejak tadi putranya terus memperhatikan nya dari ambang pintu. "Ibu kenapa?" Luci langsung berhenti, dia melihat putra sulungnya itu yang menunggu jawabannya. "Ibu tidak apa apa, tapi ada yang ibu pikirkan." Soni masuk ke dalam sang ibu dan duduk di pinggir ranjang ibunya. Luci bingung harus memulai dari mana tapi mungkin dia bisa minta tolong pada Soni untuk menyelediki Evelyn. "Soni, kau tahu kan ibu punya kakak kandung?" Soni lalu mengangguk sebagai jawaban. Tapi dia semakin bingung karena melihat raut wajah gelisah dari ibunya. "Kemarin waktu ibu di butik ibu bertemu dengan wanita yang mirip sekali dengan kakak kandung ibu. Tapi dia masi

Moskov benar benar memberikan apa yang Evelyn mau. Merubah semua yang berhubungan dengan Luci dan yang membuat Evelyn tak nyaman. Luci yang mendapat info dari karyawannya jika Moskov membatalkan semua pesanan gaun pengantin dan juga sudah mengganti biaya pinalti pun di buat kelabakan. Jika begitu dia tak akan bisa bertemu dengan Evelyn. Dia tak bisa bicara dengan Evelyn dan bertanya tentang kakaknya. "Kenapa langsung di terima pembatalan itu? Kenapa kalian tak konfirmasi sebelumnya?" teriak Luci keras. Dia kacau saat ini, bagaimana bisa karyawannya ceroboh seperti itu. "Maaf nyonya Luci, tapi semua yang di lakukan Tuan Moskov tetap sesuai peraturan kita. Dan tak ada yang salah dengan perjanjian itu. Dan masalah kami tak bilang pada nyonya Luci karena kami berpikir jika itu akan sama dengan pelanggan yang lain. Nyonya sendiri tak berpesan apapun pada kami." Salah satu karyawan yang menangani Moskov dan Evelyn langsung bersuara. Dan semua yang di katakannya benar. Tak ada

Evelyn yang saat ini tengah menunggu Moskov di ruangannya pun duduk santai di sofa yang ada disana. Ceklek.... Evelyn ingin menyambut Moskov tapi belum sempat Evelyn berdiri Moskov sudah menyerangnya dengan ciuman yang menuntut. Pintu ruangan Moskov sudah di kunci dengan tombol otomatis yang ada di dekat sofa itu. Evelyn sempat memberontak tapi Moskov dengan mudah membuat Evelyn langsung menurut kepadanya. Dan Evelyn yang mendapat serangan mendadak hanya bisa pasrah saat ini. "Uh .... " Lenguhan pertama Evelyn karena Moskov merobek baju yang di pakai Evelyn dan langsung melahap benda kenyal milik Evelyn. "Ah ...Moskov .... " Evelyn menekan kepala Moskov yang sedang melahap benda kenyal itu secara bergantian. Dan dengan tak sabaran, Moskov membuka baju miliknya sendiri saat ini.Tangan Moskov juga sudah beralih kebawah, mengusap lembut kaki Evelyn yang membuat Evelyn semakin bergerak gelisah di bawahnya. Tak hanya itu, jejak jejak merah dari Moskov tersebar banyak di dada Evely

Semua pekerjaan Moskov telah selesai, dia mengajak Evelyn untuk kembali ke kediamannya. Begitu juga dengan Max yang memilih tinggal bersama Moskov dan Evelyn tapi berbeda bangunan. Begitu juga dengan Ronald. "Sayang, Ronald ingin mengajak kekasihnya untuk tinggal. Apa kau keberatan?" tanya Moskov. Moskov ingin meminta ijin pada Evelyn sebelum Ronald benar benar membawa Carra pulang ke kastil. Saat ini mereka masih dalam perjalan pulang, tapi dengan memakai mobil yang berbeda. "Aku tak keberatan, lagian kastil itu terlalu besar jika hanya kita berdua. Dan lagi, ada beberapa bangunan bukan?" Moskov mengangguk, lalu dia segera memberitahu Ronald jika Evelyn sudah mengijinkan nya. Jika dulu Moskov yang selalu memberi semua instruksi mengenai siapa saja yang bisa keluar masuk kediamannya, sekarang Evelyn lah yang memutuskan semua nya. Moskov hanya ingin istrinya hidup dengan tenang dan aman. Mereka akhirnya sampai di kediamannya, Moskov menyuruh Evelyn untuk naik ke kamar m

Saskia masih melihat Ronald dengan tatapan tak mengertinya. Dia semakin bingung saat ada dua orang laki laki yang sangat dia kenali masuk ke dalam ruangan itu. Melihat wajah terkejut dari Saskia, Ronald pun tersenyum sinis. "Kenapa mereka ada disini?" tanya Saskia. "Oh, kau kenal dengan mereka? Dimana kau kenal dengan mereka? Di florist Carra atau dimana?" Saskia langsung menoleh ke arah Ronald, dia mengerutkan keningnya karena bingung. "Kau kenal Carra?" Ronald yang semula duduk di depan Saskia pun berdiri. Dia berjalan mendekat ke arah Saskia dengan wajah dinginnya. "Bagaimana aku tak kenal, jika kau memakai florist impian calon istriku untuk menyebarkan benih dengan banyak laki laki. Dan kau membuat florist itu tercemar dengan bau busuk dari apa yang kalian keluarkan!!" Mata Saskia membola, dia mulai mengingat jika Carra pernah bercerita kalau Carra mempunyai kekasih yang juga tak bisa di sentuh orang lain. Carra juga pernah mengingatkan jika kekasih Carra tak