LOGINEvelyn yang selalu disiksa ayah dan ibu tirinya, dipaksa menjadi penebus hutang ayahnya kepada seorang konglomerat dan penguasa dunia bawah. Tuan Moskov terkenal bengis dan tak segan-segan melenyapkan nyawa siapapun yang berani menentangnya. Evelyn pikir, ia akan menjadi budak Tuan Moskov seumur hidup. Namun, pria itu justru menginginkan hal lain. "Aku ingin kau melayaniku," kata pria itu dengan suara berat yang membuat Evelyn gemetar. "Di ranjangku. Setiap malam."
View More"Ayah, lepas! Kenapa ayah menyeretku seperti ini?"
Evelyn meringis kesakitan saat ayah tirinya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya dan menarik tangannya kasar tanpa aba-aba. Pria paruh baya itu terus menyeretnya keluar dari kamar yang lebih mirip gudang itu, sementara Evelyn tak bisa melawan. Gadis itu tak punya tenaga karena sudah dua hari dia tak mendapat jatah makanan sama sekali. Saat sudah sampai di ruang tengah, Roni melempar tubuh Evelyn ke lantai. "Setelah ini akan ada yang menjemputmu. Kau bisa pergi dari sini!" Mendengar itu, seperti ada petir yang menyambar. “A-apa maksud ayah?” tanya Evelyn bingung sekaligus terkejut. "Aku sudah memberikanmu pada Tuan Moskov. Anggap saja ini sebagai balasan karena aku sudah merawat dan memberimu makan," ujar Roni dingin. Tanpa sadar air mata Evelyn luruh. Dia tak menyangka jika ayahnya bisa lebih tega dari sebelum-sebelumnya. "Tidak, aku tidak mau!” ujar Evelyn dengan suara serak. Dulu, Roni adalah sosok yang Evelyn hormati. Tapi semenjak kematian ibunya, pria itu berubah menjadi iblis berwujud manusia. Sang ayah tiri bahkan membawa seorang wanita pulang ke rumah mereka, beserta seorang gadis remaja yang saat itu hampir seusianya. Awalnya mereka bersikap manis, tapi lama kelamaan Evelyn sering disiksa dan tak diberi makan. Dan sekarang, Roni menjualnya pada Tuan Moskov—seorang penguasa yang terkenal bengis dan tak punya hati. "Kau pikir kau punya pilihan?” kata Roni sambil terkekeh. Pria itu berjalan mendekatinya. “Aku berhutang banyak pada Tuan Moskov, dan aku tak bisa membayarnya. Sekarang, jadilah anak yang berbakti kepadaku.” Sepasang mata Evelyn menatap ayah tirinya tak percaya. "Ayah yang berbuat, kenapa aku yang harus tanggung jawab?" katanya dengan dada terasa sesak. Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi Evelyn. Pipinya terasa panas, tapi itu tak seberapa dibanding dengan hatinya yang semakin sakit. Roni dengan kasar menarik dagu Evelyn dan mencengkeramnya. "Jangan berani membantah, tugasmu hanya berbakti kepadaku. Aku sudah membesarkan mu dengan biaya yang tak sedikit. Jadi sudah saatnya kamu membayar semuanya!" Roni menghempaskan wajah Evelyn dengan kasar. Tak ada rasa kasihan sama sekali saat melihat Evelyn menangis. "Kenapa bukan Adeline saja yang ayah serahkan kepadanya?" ujar Evelyn, berusaha bangkit dari lantai. Namun, sebuah tamparan kembali mendarat di pipinya hingga membuat Evelyn hampir terjatuh. "Aku tidak akan memberikan Adeline kepadanya. Dia terlalu berharga untuk dijadikan penebus hutang. Dan lagi, Adeline akan menikah dengan orang kaya, jadi jelas dia akan membawa keuntungan buatku dan perusahaan,” kata Roni ringan. “Sedangkan kau? Kau tak memberiku apa-apa, Evelyn. Jadi lebih baik kau kuserahkan pada Tuan Moskov. Mungkin di sana kau akan berguna." Evelyn tak bisa berkata-kata. Rasa sakit di hatinya tak lagi bisa dijelaskan. “Tidak! Aku tidak mau! Lepaskan aku!” pekik Evelyn sambil meronta ketika Roni kembali menarik paksa dirinya hingga terjatuh di depan teras. Di sana, sudah ada orang-orang berpakaian serba hitam yang menunggu, serta sebuah mobil yang parkir di halaman. "Silahkan bawa dia, Tuan. Seperti janjiku pada Tuan Moskov, aku menyerahkan salah satu anak gadisku kepadanya," ujar Roni kepada pemimpin rombongan itu. Tanpa mengatakan apapun, pria berwajah seram itu langsung menarik paksa agar Evelyn berdiri. Gadis itu meronta keras, tapi jelas tenaganya tidak sebanding dengan pria berbadan kekar ini. "Aku tidak mau ikut kalian!" teriak Evelyn. "Ayahku yang bersalah kenapa aku yang harus jadi penebus kesalahannya!" "Diamlah, Nona, atau mereka akan menghabisimu saat ini juga!" bentak pria yang memegangnya dengan suara tajam. Evelyn terdiam dengan wajah yang pucat. Matanya menatap takut pada pria-pria yang masih siaga di dekat mobil, seolah siap menyerangnya kapan saja. Dengan tubuh yang terasa lemas, Evelyn akhirnya membiarkan orang-orang itu membawanya masuk ke dalam mobil. Ia tidak tahu mereka berkendara berapa lama, hingga akhirnya mobil berhenti di sebuah mansion megah. Evelyn tak berani bersuara, jantungnya berpacu dengan cepat. Dalam pikirannya hanya ada satu hal, tewas di tangan Tuan Moskov atau menjadi budaknya seumur hidup. Sudah banyak berita tentang Tuan Moskov di luar sana. Seorang bangsawan yang kejam dan juga keji, yang tak segan menghabisi siapa saja yang menentangnya. Evelyn kemudian dibawa ke salah satu ruangan. Saat pintu terbuka, ia melihat seorang lelaki berbadan tegap dan atletis sedang berdiri membelakanginya sambil memegang segelas anggur di tangannya. Evelyn menelan ludah saat ditinggalkan berdua saja dengan sosok dengan aura dominan itu. "Jadi Roni memberikanmu sebagai barang tebusan?" Suara berat dan dalam itu membuat sekujur tubuh Evelyn merinding. Ia kembali menelan ludah, berusaha tetap fokus saat pandangannya mulai berkunang-kunang karena sejak kemarin belum ada makanan yang masuk ke perutnya. Pria itu lantas berbalik, melihat ke arah Evelyn yang tertunduk dan tak bersuara sama sekali. "Apa yang bisa kau lakukan sebagai penebus hutang ayahmu yang nilainya tak terhingga itu?" Mendengar pertanyaan itu, barulah Evelyn mengangkat kepalanya. Pandangannya ber tubrukan dengan sepasang mata hitam legam milik Tuan Moskov. Untuk sejenak, waktu seolah berhenti berputar … hingga sedetik kemudian Evelyn memutuskan pandangan itu. Tangannya saling tertaut gelisah. "A-apa yang bisa aku lakukan? Aku sudah dijual kepada Anda. Bukankah sekarang aku hanya bisa pasrah?" kata Evelyn putus asa. Tuan Moskov tertawa sumbang, membuat jantung Evelyn berdegup semakin kencang. Tawa itu terdengar seperti alarm berbahaya. "Bekerja seumur hidup di sini belum tentu bisa melunasi semua hutang ayahmu,” kata pria itu dengan nada dingin. Evelyn semakin tertunduk. “A-aku ….” “Tapi kau bisa melayaniku,” sela Tuan Moskov. “Y-ya?” Evelyn menaikkan sedikit pandangan. Ia melihat seulas senyum miring terlukis di wajah aristokrat itu. Evelyn terpaku sejenak, sebelum ia mengangguk. “Baik, Tuan. Aku akan menjadi pelayan yang—” “Melayaniku di atas ranjang,” pria itu kembali menyela, “setiap malam.”Pagi itu di sebuah hotel mewah suasananya sangat berbeda. Tepat hari ini, Moskov dan Evelyn menyelenggarakan resepsi pernikahannya. Banyak tamu yang di undang oleh Moskov. Evelyn yang sejak tadi sudah selesai di rias terlihat gelisah bukan karena takut tapi dia gugup. "Evelyn, apa kau sedang takut?" tanya Carra khawatir. Evelyn meminta Carra memanggilnya secara langsung tanpa embel embel yang lain. "Tidak, aku hanya gugup." jawab Evelyn lirih. Carra menepuk pelan tangan Evelyn untuk menenangkan nya. Dan tak menunggu lama, Ronald menjemput Evelyn untuk di bawa keluar karena acara sudah akan di mulai. Evelyn keluar di temani oleh Carra. Dan dari kejauhan Luci yang sudah datang berdecih sinis. Selena yang melihat wajah tak senang Luci pun tersenyum tipis. "Dia membatalkan gaun ke butikku hanya untuk gaun sederhana itu. Dia benar benar wanita tak tahu diri!" maki Luci kesal. "Tapi gaun itu bertaburan berlian Aunty. Aku sangat iri dengan nya." celetuk Selena yang ada di sebelahny
Max menarik tubuh Selena dan memindahkan nya ke belakang tubuhnya. Selena menurut, tubuhnya sudah mulai gemetaran. Dia sudah meninggalkan pekerjaan masa lalunya. Semenjak dia paham jika semuanya tak akan sama seperti dulu. Selena meraih ujung jaket Max yang membuat Max menoleh ke belakang."Max, dia orang yang memaksaku masuk ke dunia hitam saat aku menjadi model." ucap Selena lirih. Max sedikit kaget, tapi dia kembali mengalihkan perhatian nya pada orang yang ada di depannya. "Lebih baik serahkan jalang itu kepadaku, karena dia milikku. Dia terikat kontrak seumur hidup dengan ku!" Max tak ingin membuang tenaga nya hanya untuk meladeni apa yang tak penting. Dia meraih tangan Selena lalu menggenggamnya erat. "Aku tak akan menyerahkan dia. Apalagi kau berusaha mengganggu kekasihku!" Orang di depan Max sempat terkejut tapi kemudian dia tertawa terbahak saat mendengar perkataan Max tentang Selena. "Kau mau sama wanita bekas orang banyak itu?" tanya laki laki itu sambil tersenyum m
Selena terdiam, dia meremas sisi bajunya dengan takut. Dia tak tahu jika Evelyn akan bertanya seperti itu. Selena bingung ingin menjawab apa, karena dalam pikiran Selena tak ada niat mengambil apa yang Evelyn punya. Max yang tahu jika Selena merasa tak enak hati langsung membantunya menjawab. "Nyonya bukan ingin menghukum atau membalas mu. Dia hanya bertanya, dan disini semua sudah tahu kalau kau tak sama dengan wanita itu!" Max enggan menyebut nama Luci karena terakhir kali dia berurusan dengan wanita itu membuatnya sangat kesal. "Wah, Max... besok Moskov kasih kamu mobil baru!" Uhuk.... Moskov tersedak ludahnya sendiri karena perkataan Evelyn. Dia menatap Evelyn dengan heran tapi kemudian menggeleng pelan. "Seneng banget sayang ngerjain orang, lagian aku udah bilang jangan jodohin Max kalau dia belum mau. Nanti kasihan perempuannya." "Aku mau kok tuan!" Uhuk.... Sekarang gantian Selena yang tersedak, dia melihat Max dengan wajah syoknya. Max memuku
Max yang mendengar perintah Moskov langsung duduk di dekat Selena. Evelyn yang melihat wajah canggung dan salah tingkah dua orang yang ada di depannya tersenyum samar. "Makan dulu!" Mereka makan dengan tenang. Dan di tengah acara makan itu, Selena akhirnya membuka suara. "Ev, apa kau tahu jika Aunty Luci sedang merencanakan sesuatu untuk mu?" Evelyn menghentikan makannya, lalu melihat ke arah Selena yang tengah serius saat melihatnya. "Hmm, biarkan saja. Dia ingin melakukan apapun yang dia mau. Lagian siapa yang mau belain dia." Selena mengangguk, dan dia paham kenapa Evelyn bisa setenang itu. Semua karena ada Moskov disampingnya yang akan melakukan apapun untuk Evelyn. "Dan kau, kenapa tiba tiba ingin bertemu dengan ku dan malah mengatakan semua nya? Bukannya kau juga dekat dengan nya?" Selena menaruh peralatan makannya. Lalu tersenyum ke arah Evelyn. "Aku memang dekat, tapi hanya formalitas. Karena aku butuh gaun dari butik aunty Luci untuk setiap pekerjaan












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews