All Chapters of GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN: Chapter 101 - Chapter 110

Moskov di bawa ke rumah sakit dalam keadaan yang kritis. Kehilangan banyak darah dan membuat Ronald kelimpungan. Tak lama Moskov masuk ruang operasi, Max tiba disana dengan membawa anak buah yang lain. "Ron, bagaimana keadaan tuan?" tanya Max panik. Ronald menggelengkan kepalanya pelan, dia mengusap wajahnya kasar karena tak tahu harus berbuat apa. "Nyonya terus menanyakannya, dan aku tak yakin jika aku masih bisa berkelit dan berbohong pada nyonya tentang keadaan tuan." Max pun bingung dengan keadaan yang sama, dan tak lama ponsel Max berbunyi. Dia mengusap wajahnya kasar di saat melihat ID penelfon. Ronald melihat wajah frustasi Max, dan melihat siapa yang menelfon. "Max, mungkin nyonya memang harus tahu. Bagiamana pun mereka adalah suami istri. Kita tak mungkin menyembunyikan semuanya dari nyonya." Max menghembuskan napasnya panjang. "Lalu, jika nyonya memaksa kemari bagaimana? Apa tak bahaya? Aku takut jika ada musuh yang masih tersisa." Ronald terlihat

Di sisi lain, Evelyn sedang bersembunyi di sebuah tempat yang hanya bisa di masuki satu orang. Sudah sejak tadi dia berdiam diri disana menahan rasa sakit di tubuhnya. Tangan dan kakinya sudah banyak mengeluarkan darah karena terus berlari. Dia bahkan tak bisa keluar dari hutan itu karena beberapa kali bertemu dengan binatang buas milik Moskov. Meskipun mereka tak menyerang Evelyn tapi Evelyn tetap saja ketakutan. Moskov sudah pernah memberi tahu hewan peliharaannya dari baju bekas yang pernah di pakai Evelyn jadi dua singa milik Moskov tak akan pernah menyerang Evelyn. Dan ternyata mereka berdua juga berdiam diri di dekat tempat Evelyn bersembunyi. Menghalau hewan yang lain agar tak mendekat ke tempat Evelyn. "Moksov, kau dimana? Aku takut sekali!" gumam Evelyn lirih. Dia menekuk lututnya lalu membenamkan wajahnya sambil menangis tanpa suara. Evelyn benar benar sendiri saat ini. "Moskov....." # Di rumah sakit, tiba tiba Moskov membuka matanya lebar saat dia merasa jika

Evelyn dan Moskov sama sama masuk ruang UGD. Sedangkan Ronald dan Max menunggu di luar dengan perasaan tak tenang mereka. "Sial, sial.... kenapa bisa seperti ini!!!" Ronald sampai memukul dinding yang ada di sebelahnya. Max sendiri hanya bisa diam karena semua ini benar benar tak mereka prediksi sama sekali. Mereka tak mengira jika Victor akan kembali dan berniat menghabisi Moskov. Bahkan tak segan menghancurkan mansion milik Moskov. Max dan Ronald menunggu Moskov serta Evelyn yang masih di periksa. Berbeda ruangan, apalagi luka operasi Moskov kembali terbuka dan itu membutuhkan penanganan yang lebih dari sebelumnya. Sedangkan Evelyn, mereka belum tahu apa yang terjadi pada perempuan itu. Hampir satu jam lamanya, terlihat Moskov di bawa keluar terlebih dahulu. Tapi Moskov dalam keadaan terbangun. Dia hanya memakai kursi roda dengan perban baru di bagian pundak dan perut. Mata tajamnya menyiratkan jika dia menyimpan dendam kepada Victor. Terlebih, Moskov kehilangan

Ronald serta Max pergi terlebih dahulu dari rumah sakit. Moskov yang masih berada disana mendekati Evelyn yang sedang tertidur pulas. Tak lama beberapa dokter datang kesana menemui Moskov sesuai perintah Moskov. "Aku akan membawanya pergi, siapkan semua obat dan vitamin yang dia butuhkan. Dan juga apa yang aku butuhkan untuk perawatan lukaku!" Para dokter itu mengangguk, mereka paham dengan situasi yang di hadapi Moskov. Dan mereka juga dokter pribadi Moskov selama ini. Tapi tak ada yang tahu identitas mereka selain Moskov. "Baik tuan, ada lagi yang di butuhkan?" tanya salah satu dari mereka. Moksov menggeleng, dan dokter itu pergi menyiapkan apa yang Moskov minta. Moskov menunggu sampai semua siap. Dia menunggu di pinggir ranjang Evelyn. Mengusap surai panjang milik Evelyn. "Maaf ev, aku harus membawa di saat kau masih tertidur lelap seperti ini!" # Tak berselang lama, semua siap. Anak buah Moskov pun sudah siap siaga menyambut tuannya. Mereka akan kembali, t

Evelyn yang kembali terbangun karena ternyata hari sudah sore. Dia segera membersihkan diri saat tak kunjung melihat Moskov kembali ke kamar itu. Evelyn berjalan keluar dari kamarnya, dan dia melongo saat melihat semuanya yang lebih besar dari pada di mansion. "Nyonya...." sapa anak buah Moskov. Evelyn mengangguk ramah, dia kemudian melanjutkan langkahnya untuk mencari keberadaan Moskov yang tiba tiba menghilang. Sedangkan Moskov yang tak sengaja melihat layar monitor untuk semua titik CCTV di kastil miliknya pun segera bangkit dari duduknya. Dia menghampiri Evelyn yang tengah celingukan mencari keberadaan nya. "Kau sudah bangun?" Evelyn sempat berjingkat kaget karena tiba tiba Moskov muncul dari balik pintu keluar. "Kenapa mengagetkan ku?" omel Evelyn. Moskov tersenyum tipis, dia berjalan ke arah Evelyn lalu memeluk tubuh Evelyn yang sudah rapi dan terlihat lebih segar. "Aku kira kau belum bangun karena tidurmu sangat nyenyak. Tapi ternyata kau malah bangun