All Chapters of GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN: Chapter 21 - Chapter 30

Evelyn seperti biasa setelah mengerjakan semua hal yang berhubungan dengan Moskov siangnya dia pergi ke kantor Moskov dengan membawa makan siang untuknya. Meskipun beberapa waktu lalu semua yang di masaknya tak bisa di makan Moskov karena banyak kejadian tapi tetap saja Moskov menyuruhnya untuk membawakan bekal makan siang. Resepsionis yang sudah hapal dengan Evelyn juga sudah terbiasa dengan kedatangannya. Mereka tak ingin berurusan dengan Moskov jika berbuat tak baik dengan Evelyn meskipun banyak tanda tanya besar di benaknya. Gerald sudah memberi ultimatum kepada semua karyawan Moskov jangan pernah mempersulit Evelyn jika dia datang ke kantor. Moskov sedang berbicara masalah pengawal yang berkhianat dengan Ronald. Dia meminta Ronald menyelidiki siapa dalang di balik itu semua. "Selidiki siapa dalangnya, jangan sampai kecolongan lagi!" Evelyn sudah ada di depan pintu ruangan Moskov dan belum berani masuk ke dalam. Mendengar percakapan Moskov dan juga asistennya membuat Evely

Evelyn sudah sampai di mansion dan langsung pergi ke kamarnya. Dia mengganti pakaian berniat untuk segera menyiapkan keperluan Moskov nanti. Dan saat Evelyn sudah sampai di kamar Moskov terlihat Moskov sudah ada di kamarnya dengan segelas anggur merah di tangannya. Evelyn sempat terkejut karena ternyata Moskov sudah lebih dahulu sampai di mansion. "Tuan...." panggil Evelyn lirih. Tapi Moskov malah terus melihat Evelyn dengan wajah yang datar dan dinginnya. "Kemari!!" Satu kata dan itu membuat Evelyn benar benar takut. Tapi tak urung Evelyn tetap maju ke depan melangkah perlahan ke depan Moskov. "Kau tahu apa kesalahanmu?" Evelyn diam tak menjawab karena dia merasa tak melakukan kesalahan apapun sejak tadi. Dia juga sudah ijin untuk pergi bertemu Gery. Apa itu termasuk kesalahan. Tapi Evelyn tak merasa melakukan kesalahan. "Tuan, aku tak melakukan apapun. Aku pergi atas ijin tuan, jika tadi tuan tak mengijinkan aku tak akan pergi tuan," jawab Evelyn pelan. Moskov be

Moskov yang harus mandi dua kali pun sudah selesai dan sekarang berada di meja makan dengan wajah yang tak enak di pandang. Semua orang berani bertanya apapun dan semua bekerja dalam diam seperti zombie yang bergerak tanpa bicara. "Antar sarapan ke kamarku." Bibi pelayan yang memang tak mengetahui apa yang terjadi semalam kembali bingung. Tapi detik berikutnya bibi pelayan bergegas menyiapkan sarapan yang biasa Evelyn makan saat pagi. Dan Moskov yang melihat itu mengerutkan keningnya heran. "Tunggu bibi, kenapa hanya air putih dan selembar roti?" Bibi pelayan yang ingin pergi naik ke atas berhenti dan melihat nampan yang dia bawa. "Maaf tuan, tapi Evelyn selalu sarapan seperti ini. Dulu waktu pertama kali dia datang kesini dia juga sarapan seperti ini. Dan yang aku tahu dia akan makan jika ada makanan sisa dari kami. Saat aku memaksanya makan bersama dia bilang dia takut jika nanti makan yang sama dia akan di perlakukan tak baik kembali." Bibi pelayan itu tak pernah ber

Moskov sejak tadi terus melihat ponsel miliknya dan beberapa kali ekspresinya berubah ubah membuat Ronald yang meliriknya dark kaca spion pun bingung. "Apa tuan mulai gila sekarang? Kenapa sejak tadi tiba tiba tersenyum tiba tiba marah. Aneh sekali!" batin Ronald bingung. "Jangan mengumpat ku Ron!!" Glek..... Ronald menelan ludahnya susah payah karena di tegur oleh Moskov. Ronald semakin heran karena Moskov seperti tahu apa yang sedang Ronald pikirkan. Tak berselang lama Moskov tiba di tempat yang biasa di gunakan untuk mengumpulkan semua anak buahnya di kota itu. Tak banyak yang mengetahui kedatangan Moskov disana, karena Moskov memang sengaja datang secara mendadak ke kota itu karena laporan dari Ronald dan beberapa orang kepercayaannya yang ada disana. "Tuan, ada gadis yang tiba tiba mengaku jika dia sahabat masa kecil tuan." Tiba tiba datang orang kepercayaannya melaporkan sesuatu kepada Moskov. Moskov menaikan sebelah alisnya mendengar itu dan menyeringai karen

Moskov tiba di mansion saat waktu sudah menunjukan malam hari. Evelyn yang mendengar suara mobil Moskov sampai di mansion pun segera menyambar jubah tidurnya dan bergegas membuka pintu untuk Moskov. Moskov yang masuk ke dalam mansion di buat sedikit terkejut karena Evelyn yang membukakan pintu. "Selamat datang tuan...." sapa Evelyn lirih. Moskov yang melihat Evelyn menyambutnya pulang terdiam beberapa detik, tapi kemudian segera menetralkan raut wajahnya. "Hmmm....!" Hanya itu yang keluar dari mulut seorang Moskov. Evelyn menutup pintu utama dan berbalik menyusul Moskov naik ke atas. Tapi matanya melihat ke arah tangan Moskov yang di balut sapu tangan dan terlihat juga darah yang mulai mengering. Sret ... "Apa yang kau lakukan?" bentak Moskov. Tapi Evelyn tak mendengar bentakan itu dan fokus pada tangan Moskov. "Tangan tuan terluka, kenapa tak segera di obati?" Evelyn malah balik bertanya kepada Moskov. Belum sempat Moskov menjawab, Evelyn menarik tangan Moskov