Semua Bab Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya: Bab 31 - Bab 40

Steven juga menampilkan ekspresi yang seolah tersenyum manis, tetapi terasa sinis."Pak Ricky, waktu Viona dikeroyok tadi, kamu nggak segera muncul untuk menyelamatkannya. Sekarang, justru ingin merebut pujian dariku?"Tatapan Ricky menjadi gelap, dia tidak bisa berkata-kata.Sonya yang berada di samping langsung membela Ricky, "Ricky juga baru sampai, bukan berarti dia nggak mau menolong Nona Viona."Steven tersenyum tipis. "Tadi saat reporter mewawancarai Nona Sonya, Pak Ricky langsung menegur mereka. Tapi, saat para reporter itu menjelek-jelekkan dan menyebarkan fitnah soal Viona, nggak terdengar sepatah kata pun dari Pak Ricky untuk membela istrinya."Sonya tampak tidak tahan lagi. Dia mengerutkan dahinya dan berkata, "Kabar-kabar yang beredar itu diakui sendiri oleh Nona Viona, itu bukan fitnah. Kalau Pak Steven nggak percaya, silakan tanya langsung padanya."Steven sama sekali tidak menghiraukan Sonya. Tatapan mata Steven tetap menatap Ricky."Pak Steven, apa kamu juga berpikir b

Tidak sempat berpikir lebih jauh, naluri untuk bertahan hidup membuatnya menekan nomor telepon Ricky.Entah karena berada dalam bahaya atau bukan, indra Viona justru menjadi lebih tajam dari sebelumnya.Dia mendengar nada dering yang familier, berasal dari tubuh pria itu.Telapak tangannya dipenuhi keringat dingin, basah dan lengket, sangat tidak nyaman.Viona menatap tajam ke arah kepergian Ricky, tanpa sadar menggenggam ponselnya erat-erat.Langkah kaki Ricky tiba-tiba terhenti.Meski sejak lama Viona sudah patah hati terhadap Ricky, di saat genting seperti ini, jantungnya tetap berdebar kencang tak terkendali.Ricky mengeluarkan ponselnya. Saat melihat nama Viona, sorot matanya menjadi lebih dalam.Saat itulah, suara Sonya tiba-tiba terdengar."Itu telepon dari Nona Viona. Sepertinya, Nona Viona sudah berubah pikiran."Dengan senyum yang pucat dan suara yang nyaris tak terdengar, Sonya berkata, "Ricky, buruan angkat teleponnya. Trey butuh ibunya. Nggak usah khawatirkan aku. Aku ngga

"Jangan khawatir, aku nggak akan membiarkanmu diperlakukan nggak adil dalam masalah ini."Barulah Sonya berhenti menangis dan tersenyum. Dia tahu, Ricky bukanlah orang orang yang sembarangan berjanji. Sekali berjanji, Ricky pasti akan menepatinya.Beberapa menit kemudian, Ansel tiba di depan sebuah kamar rawat inap lainnya.Dia sudah mencari tahu bahwa pemilik mobil yang bertabrakan dengan Sonya ada di kamar rawat inap ini.Hal seperti ini jelas bukan urusan yang harus ditangani langsung oleh Ricky.Ansel mengetuk pintu, lalu masuk ke dalam kamar itu.Sementara itu, Ricky berdiri di koridor dan kembali menghubungi Viona.Sama seperti kemarin, tetap saja tidak ada yang mengangkat.Di hati Ricky, entah mengapa muncul emosi yang penuh kekesalan.Saat Ricky hendak menelepon lagi, dia melihat Ansel keluar dari kamar rawat inap dengan ekspresi aneh.Gerakan Ricky terhenti. "Kok cepat sekali? Orang itu masih belum mau mengaku?"Ansel meliriknya hati-hati, tampak seperti ingin bicara, tetapi r

Akan tetapi, begitu Kiki mendekat ke arah tempat tidur, Viona langsung menendang perutnya dengan kencang.Tubuh Kiki langsung goyah dan menubruk meja di samping dengan kencang.Gelas air yang ada di atas meja pun terjatuh ke atas lantai dan pecah berkeping-keping.Sonya yang berdiri di samping refleks ingin menolong Kiki. Namun, dia sama sekali tidak bisa mengerahkan tenaga karena salah satu tangannya terluka. Pada akhirnya, dia terseret jatuh ke atas lantai oleh Kiki.Sonya terjatuh ke atas pecahan beling.Tepat pada saat itu, pintu kamar rawat didorong terbuka.Seorang pria bertubuh jangkung berjalan masuk.Dia terdiam sesaat melihat pemandangan di dalam kamar rawat."Ada apa ini?"Kiki yang juga terjatuh ke atas lantai tampak meringis kesakitan.Begitu melihat Ricky, amarah Kiki pun tersulut.Dia langsung melompat berdiri dan menunjuk ke arah Viona dengan marah."Ricky! Wanita lemah yang seharusnya dirawat di rumah sakit karena kecelakaan mobil satu ini malah menendangku dan Sonya s

Setelah itu, Steven mengabaikan mereka semua dan meletakkan termos yang dia bawa ke atas meja."Viona, kamu belum sarapan, 'kan? Ini kubawakan makanan."Viona berkata dengan penuh rasa terima kasih, "Terima kasih, Pak Steven."Ketika melihat bahwa Viona dijenguk oleh seorang pria asing, Kiki pun refleks mencibir."Ya ampun, belum bercerai sama Ricky saja kamu sudah punya pacar baru? Ini rumah sakit. Mau nggak sabaran seperti apa juga harusnya kamu tahu batas sedikit, 'kan?"Kiki pun berhenti bicara sebentar. Karena Ricky ada di sini, jadi dia juga tidak mengatakan sesuatu yang terlalu kasar. Kiki melanjutkan dengan nada menghina, "Kamu masih punya rasa malu nggak sih, Viona?"Steven mengabaikan Kiki dan menatap Ricky sambil tersenyum."Pak Ricky, mau seberapa pun kamu nggak suka dengan Viona, itu nggak berarti kamu bersekongkol dengan orang kepercayaanmu dan temannya untuk menindas istrimu yang lagi terluka dan dirawat di rumah sakit, 'kan? Istrimu lagi dalam kondisi paling lemah."Waj