All Chapters of Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan: Chapter 91 - Chapter 100

“Selamat pagi,” sapa Emma dengan tatapan bingung pada pria yang baru saja masuk kamar Ellen.Ellen memiringkan kepala untuk melihat siapa yang datang, begitu melihat pria berjas rapi yang masuk kamarnya melangkah menghampiri, Ellen berteriak, “Opa.”Emma terkesiap. Dia langsung menoleh Ellen dengan ekspresi panik. Seketika Emma kembali menghadap pada Victor, lalu dia membungkukkan badan.“Selamat pagi, Tuan.” Emma mengulang sapaannya.Victor menatap Emma, lalu mengangguk kecil tanpa ekspresi. Dia menghampiri Ellen lebih dulu yang sangat antusias melihat kedatangannya.“Bagaimana kabar Ellen? Maafkan opa yang baru tahu kalau Ellen sakit,” kata Victor sambil mengusap rambut Ellen.“Tidak apa-apa, Ellen tahu kalau Opa sibuk makanya nggak jenguk Ellen,” kata gadis kecil itu, “Ellen juga sudah sembuh, soalnya ada Kakak Emma yang jaga Ellen.”Tatapan Ellen tertuju pada Emma yang berdiri di samping ranjang, diikuti oleh tatapan Victor.Victor tersenyum kecil saat kembali menatap pada Ellen. “

“Aku benar-benar tidak menyangka kamu memiliki pemikiran selicik ini, Rosalinda. Apa salah Emma padamu, sampai kamu begitu membencinya?” Imelda menatap tajam pada Rosalinda dan Fiona yang terkejut karena kemunculannya di sana.Rosalinda mengalihkan pandangan dari Imelda, sedangkan Fiona tampak terkejut sampai sedikit menundukkan kepala.Saat Rosalinda kembali menatap ke arah Imelda, dia berkata, “Bagaimana dengan Mama? Kenapa Mama malah mendukung Ethan menikah dengan wanita yang bahkan tak setara sama sekali dengan kita?”“Apa menurutmu kesetaraan itu di atas segalanya?” Suara Imelda meninggi karena keras kepala Rosalinda. “Bahkan meski memiliki status tinggi, tak menjamin seseorang itu baik.”“Tapi setidaknya, Ethan harus menikah dengan wanita yang memiliki latar baik dan status setara dengan kita. Apa kata orang-orang saat mengetahui kalau menantu keluarga Walter hanyalah seorang pengasuh?” Rosalinda tetap kukuh dengan penolakannya pada pernikahan Ethan.“Dari mana kamu yakin Emma t

Begitu masuk kamar Ethan, tubuh Emma tiba-tiba menegang. Walau sudah biasa masuk ke kamar pria ini, tapi situasi sekarang berbeda.Emma menggigit bibir bawahnya, jantungnya berdegup cepat hingga aliran darahnya mendesir hebat.“Pakaianmu dan semua barang-barangmu di rumah ini sudah dipindah ke dalam,” kata Ethan sambil menunjuk pada walk in closet yang ada di sisi kirinya.Ethan menatap Emma yang hanya diam dengan wajah kaku. Kedua alis Ethan berkerut pelan, lalu dia menahan senyumnya.“Kenapa kamu sangat tegang? Apa aku melakukan sesuatu padamu?” tanyanya dengan nada menggoda.“Ya?” Emma terkejut, saat tatapannya tertuju pada Ethan, dia melihat pria itu menatap intens padanya. Emma segera melipat bibirnya lagi.“Ada apa?” tanya Ethan sekali lagi. Tatapan gemas pada sikap Emma begitu kentara dari sorot matanya.Emma menggeleng cepat. “A-aku mau mandi dulu.”Emma buru-buru pergi ke kamar ganti untuk membersihkan diri. Sesampainya di dalam kamar mandi, Emma mengunci pintu lalu berdiri b

Di rumah Imelda. Rosalinda menatap kesal pada Victor dan Imelda saat mereka duduk di ruang keluarga.“Kalian benar-benar setuju dengan pernikahan yang dilakukan Ethan?” tanya Rosalinda sambil menatap bergantian pada Imelda dan Victor. “Kamu bilang akan melihatnya dulu, tapi bagaimana bisa kamu langsung menerimanya?” Kini tatapan Rosalinda menajam pada Victor.Victor menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan perlahan sebelum bicara. “Gadis itu tak seperti yang kamu katakan. Dia memperlakukan Ellen dengan sangat baik.”“Dia baik di depan orang lain,” sanggah Rosalinda.“Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau gadis itu memang baik. Tidak ada yang melihatnya saat menjaga Ellen, tapi dia begitu perhatian pada cucu kita, membuat Ellen tertawa renyah, tawa yang bahkan tak pernah kulihat.” Victor bicara dengan nada penekanan, mencoba menjelaskan agar Rosalinda paham.“Bukan Emma yang salah, tapi cara pandangmu yang salah. Kamu sudah membencinya lebih dulu, sebelum kamu mengenalnya.

Keesokan harinya.Emma sudah bangun lebih awal agar Ellen tak melihatnya keluar dari kamar Ethan. Dia sudah di kamar Ellen, duduk di tepian ranjang sambil menatap wajah bidadari kecil yang masih begitu lelap di atas ranjang.“Ellen, katanya hari ini mau ke sekolah? Ayo bangun.” Emma mencoba membangunkan Ellen dengan perlahan.Ellen menggeliat, kedua tangannya terangkat ke atas kepala sebelum membuka mata dengan perlahan.Emma sudah menunggu dengan seulas senyum, begitu melihat Ellen menatapnya, dia langsung menyapa dengan hangat.“Sudah pagi, ya?” tanya Ellen masih berbaring dengan tatapan penuh senyum ke arah Emma.“Iya,” balas Emma, “sekarang bangun dan mandi, bukankah Ellen sudah kangen mau ke sekolah?” tanya Emma.Ellen mengangguk-angguk.Emma membantu Ellen bangun, setelahnya dia menyiapkan air hangat untuk Ellen berendam. Emma meninggalkan Ellen di bathtub untuk menyiapkan seragam seperti biasa, saat baru saja mengambil seragam dari lemari, Emma terkejut melihat Ethan sudah ada