Berat.Terlalu pusing untuk bergerak. Aurora mengerang pelan, merasakan denyut kepalanya yang mengencang. Aroma antiseptik menguar pekat, kabut tipis di pandangannya perlahan tersibak. “Aku di mana?” Suara Aurora sedikit serak, tenggorokannya tercekat.“Nyonya Vireaux, Anda bisa mendengarku?”Aurora mengenyit, lalu mengangguk pelan. “Luther…”Luther tak segera menjawab. Ia dengan cepat menekan tombol perawat beberapa kali. “Anda di rumah sakit saat ini. Tuan Vireaux yang membawa Anda kemari.”Rumah sakit? Aurora mengerjap matanya beberapa kali. Ah, benar. Pertengkarannya dengan Kael pagi ini, Celeste yang menindihnya. Ah, sial. Rasanya sesak. Tunggu. Dua orang yang menerobos kamarnya. Aurora mengingat jelas ketika mereka tiba-tiba menyerangnya. Tangannya dengan cepat meraba leher. Tajamnya belati masih bisa ia rasakan, tapi syukurlah tak sampai menggoresnya. Lalu, benturan di kepalanya ketika terjatuh ke lantai. Ah, benar. Pasti dari situ ia kehilangan kesadaran.Aurora mencoba ban
Last Updated : 2025-10-26 Read more