All Chapters of Menjahit Hati yang Retak: Chapter 131 - Chapter 140

"Nona Mia telah—telah dinodai oleh ayah tiri Zoey selama sehari semalam penuh. Keadaannya sangat parah, dia mengigau, terus-terusan memanggil nama Anda.”Fitch menendang meja samping dengan keras, hingga seluruh barang di atasnya bergetar dan berjatuhan.“Di mana dia sekarang?”“Dalam perjalanan kembali. Saya sudah jadwalkan kunjungan ke rumah sakit.”Fitch merasakan denyutan sakit di pelipisnya. Saat itu juga, pengurus rumah tangga mendekat.“Tuan Haskins, apakah saya perlu mengantarkan sarapan untuk Nona Zoey?”Ekspresi Fitch semakin dingin, bibirnya mencong ke atas dengan senyum mengejek.“Kasih dia sepiring cabai setan. Semakin pedas, semakin bagus.”Pengurus rumah tangga itu membeku, tak berani mempertanyakan perintah itu.Fitch meraih jasnya dan segera keluar rumah dengan langkah tergesa.

Dokter tiba dengan cepat. Ia langsung melakukan tindakan untuk mengosongkan lambung Zoey, memberikan resep obat, menyambungkannya ke infus, dan meminta seseorang untuk menghangatkan semangkuk bubur tawar.“Tuan Haskins, kondisi lambungnya cukup parah,” kata dokter dengan nada profesional namun penuh kekhawatiran. “Beberapa bulan ke depan, dia harus menghindari makanan pedas. Dan untuk satu bulan ini, sebaiknya dia hanya makan bubur, tidak boleh makanan berat atau berlemak.”Fitch tak yakin apakah dia benar-benar memperhatikan kata-kata dokter itu. Pandangannya terfokus pada pergelangan tangan Zoey yang kurus—terlalu kurus—hingga pembuluh darahnya tampak mencolok di kulit pucatnya.“Baiklah.”Jawabannya singkat dan terdengar sedikit tak sabar.Tak lama setelah dokter pergi, ponselnya berdering nyaring. Sebuah panggilan dari ibunya, Sharon.“Di mana mereka?! Di mana mereka

Pengawal itu menarik celananya dan mencengkeram pergelangan kaki Zoey.Fitch menyaksikan pemandangan itu terbentang di hadapannya, tiba-tiba merasakan sesak di dadanya—sakit yang tajam, nyaris tak terasa tapi menusuk. Asap rokok mengepul mengelilingi wajahnya.Bulu matanya menunduk perlahan saat ia berkata, “Keluar. Kalian semua.”Para pengawal itu tampak seolah baru saja mendapat pengampunan, karena mereka tahu betul—jika mereka melangkah lebih jauh dengan wanita di atas ranjang itu, mungkin mereka takkan hidup sampai besok.Dengan tergesa-gesa mereka menarik kembali celana mereka, mengangguk cepat kepada Fitch, lalu segera keluar dari ruangan; mereka melarikan diri seolah-olah sedang dikejar iblis sendiri.Fitch menyentil rokoknya ke samping dan melangkah ke sisi ranjang.Pergelangan kaki Zoey memar dengan jelas, bekas jari-jari kasar pengawal itu tertinggal dalam lima

Melangkah keluar dari lobi, Fitch menyalakan sebatang rokok lagi. Biasanya dia tak merokok sebanyak ini, tapi malam ini ada kegelisahan yang mengendap—seolah badai sedang mengamuk dalam dadanya.Begitu masuk ke dalam mobil, tangannya mencengkeram setir erat, dan pandangan matanya tertuju pada ujung jemarinya. Sekilas, ia teringat pada sensasi saat tanpa sengaja menyentuh bibir Zoey tadi. Hangat, lembap—dan entah kenapa, kenangan itu masih tertinggal, enggan pergi. Dia meraih sebungkus tisu basah di konsol tengah, berniat membersihkan jarinya—namun ragu-ragu sejenak, lalu menjatuhkan bungkus itu kembali ke tempatnya. Tepat saat itu, ponselnya bergetar. Panggilan dari Tyler. “Batalkan saja rencananya, bro. Gue lagi nggak mood minum malam ini. Dengar-dengar Ian lagi kena masalah besar.” “Masalah apa?” tanya Fitch, nada suaranya langsung ser

Tatapan Maja kemudian jatuh pada Fitch. “Zoey baik-baik saja?”Tubuh Fitch langsung menegang, kerutan terbentuk di antara alisnya. “Iya.” Pria itu memang dikenal pendiam, dan tidak berkata lebih dari itu. Ia hendak pergi, tapi langkahnya terhenti ketika Maja menambahkan:"Zoey terluka gara-gara ulah Wendy. Dia suruh seseorang tabrak Zoey. Aku bahkan nggak pernah angkat soal itu ke media. Kasihan dia—sudah terlalu banyak yang harus dia tanggung. Wendy nggak cuma nyuri anak anjingnya; kecelakaan itu hampir merenggut nyawanya. Zoey dari kecil sudah hidup menunduk, terus bekerja keras buat ibunya, tanpa pernah tahu apa itu kasih sayang. Waktu ibunya muncul di kantor, dia maki-maki Zoey dengan kata-kata paling keji, bahkan sempat minta aku pecat dia. Dia nggak tahan lihat Zoey hidup lebih baik, sampai berharap anaknya jadi simpanan mantan suaminya sendiri.”“Jadi kalau ibunya Zoey ngomong macam-macam buat jelekkan dia, jangan