Perasaan Alina mendadak tak enak. Ada firasat tak nyaman yang menggelayuti hatinya, meski ia tak tahu pasti penyebabnya.Meski begitu, ia tetap mengikuti langkah Erlan menuju ruang tamu. Di sana, ayah mertuanya sudah berdiri di samping meja, wajahnya kaku dan dingin.Alina berdiri dengan hati-hati di hadapannya. Ia mencoba mengatur nada suaranya ketika berkata, “Silakan duduk dulu, Pa.”Ia hendak berbalik menuju dapur, ingin menawarkan minuman untuk mencairkan suasana, tapi belum sempat melangkah, suara Erlan terdengar dalam dan mantap, menggema ke seluruh penjuru ruangan.“Tidak perlu,” ucapnya tegas. Pria berjas hitam menatap Alina seperti harimau yang hendak menerkam mangsanya. “Saya tidak ingin basa-basi,” sambung Erlan dengan nada datar, tetapi jelas menunjukkan ketidaksabaran.Alina mengangguk pelan dan mencoba mempertahankan ketenangannya. “Kalau begitu... kalau Papa butuh sesuatu, Alina siap membantu.”Namun, Erlan menoleh cepat. “Kalau kamu memang ingin membantu saya,” ujar
Huling Na-update : 2025-07-17 Magbasa pa