Pagi itu, matahari nyaris tak menembus jendela rumah besar keluarga Gilbert. Kabut tipis menggantung di halaman belakang, menyisakan embun di dedaunan. Di dalam rumah, suasana terasa tegang, meski tak seorang pun menyatakannya secara gamblang.Nadine duduk di ruang tamu, cangkir teh hangat di tangannya. Ia tidak sendirian. Di hadapannya, Lyra—ibu Yara—duduk dengan raut wajah yang tampak mulai gelisah. Obrolan mereka awalnya ringan, penuh basa-basi, hingga perlahan Nadine mulai memutar arah percakapan.“Yara tampak kuat, ya,” ujar Nadine lembut. “Membesarkan Lucas seorang diri. Hebat sekali.”Lyra mengangguk pelan. “Yara selalu keras kepala, sejak dulu. Kalau sudah memutuskan sesuatu, tak ada yang bisa mengubahnya.”“Tapi pasti sulit, kan? Menjadi ibu tunggal, tanpa tahu siapa ayah anak itu.”Lyra tersedak kecil. Ia buru-buru menyesap teh untuk menutupi kegugupannya. “Ya... dia memang tidak pernah mau membicarakannya, bahkan padaku sebagai ibunya,” jawab Lyra hati-hati. “Tapi... semua
Last Updated : 2025-06-30 Read more