Nadia buru-buru menjawab, “Benar. Mereka juga bawa pisau ....”Untuk membuat sandiwaranya terlihat lebih realistis, Nadia juga merobek pakaiannya sendiri dan menjerit sambil jatuh ke lantai, seolah-olah dirinya sedang dipukul.Baru saja Nadia hendak menambahkan beberapa patah kata, dia malah mendongak dan melihat Kayden yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya dengan ekspresi menakutkan. Dia sontak terkejut.“Ah!” Nadia yang berseru kaget buru-buru menutup mulutnya, lalu memaksakan seulas senyum dan bertanya, “Kayden, kok kamu ada di sini ....”Saat teringat dirinya sudah berbohong dan kebohongannya sudah terungkap, wajahnya pun memucat. Dia hendak menjelaskan. Namun, dia teringat bahwa Kayden selalu berpihak padanya tanpa syarat, juga sudah pernah membantunya menangani masalah yang ditimbulkannya.Sudah berapa kali dia sengaja memfitnah Calista? Bukankah setiap kali Kayden selalu membelanya? Setelah berpikir begitu, Nadia pun kembali tenang.Nadia menepuk-nepuk debu dari tu
Baca selengkapnya