Hanya sepatah kata itu saja langsung membuat darah di sekujur tubuh Calista terasa seperti sudah membeku. Hari ini, yang bertanding adalah petinju profesional. Demi menghibur orang, para petinju pun melayangkan serangan mematikan. Makin banyak darah, makin bersemangat pula mereka. Jika Calista dinaikkan ke ring, kesampingkan dulu dirinya akan berakhir menjadi lelucon, bahkan bertahan hidup saja juga merupakan masalah. Namun, demi membantu Nadia balas dendam, Kayden malah tega berbuat sekejam ini. Dia pun tertawa hingga berlinang air mata.“Calista, kamu sudah mencuri, juga memukul orang. Bukannya kamu seharusnya minta maaf? Apa hakmu untuk nangis?” Ada sedikit kejengkelan yang terpancar dari mata Kayden.Melihat pengawal yang hendak menahannya, hati Calista pun dipenuhi dengan keputusasaan. Dia mengatupkan bibirnya erat-erat, lalu mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mendorong pengawal yang mendekatinya. Kemudian, dia menerjang ke hadapan Kayden dan menamparnya dengan kuat.Calista
Read more