All Chapters of Malam Terakhir di Singgasana: Chapter 181 - Chapter 190

Untungnya, Kaisar tidak berlama-lama. Setelah tatapan itu, dia mengalihkan pandangannya, berjalan keluar gerbang istana, dan naik ke kereta.Toni menghela napas lega dan segera memerintahkan pasukan untuk berangkat, karena khawatir penundaan sesaat akan bisa membawa malapetaka.Saat pasukan mundur, para selir di dalam gerbang istana yang telah mengucapkan selamat tinggal kepada Kaisar juga menghela napas lega.Sekarang setelah Kaisar pergi, wanita itu dapat meninggalkan istana tanpa hambatan.Selama ini, Kaisar sibuk bergulat dengan wanita itu, tak pernah sekalipun memilih para selir untuk menemaninya. Jika hal itu terus berlanjut, istana para selir akan benar-benar menjadi Istana Pengasingan.Syukurlah, Kaisar akhirnya sadar dan setuju untuk melepaskan wanita itu. Jika tidak, mereka pasti akan membunuhnya.Jika bukan karena pelajaran dari Selir Sienna, mereka mungkin sudah bertindak sejak lama.Gara-gara wanita itu, Selir Sienna diturunkan pangkatnya menjadi Selir Pendamping dan dipak

Orang yang masuk ke kamar mereka adalah seseorang yang tak mereka duga, yaitu kepala dayang Selir Sienna, Dayang Wika.Keduanya saling berpandangan dengan bingung.Dona tahu bahwa Selir Sienna tidak pernah menyukai Lyra, dan hatinya tiba-tiba berdebar kencang. "Dayang Wika, hari sudah gelap, kenapa kau ke sini jam segini?"Wika mengabaikannya dan menatap Lyra, lalu berkata, "Nyonya mau mengatakan sesuatu kepada Nona Lyra. Tolong ikut aku ke Istana Tulip.""Hah?" seru Dona. "Sudah larut malam begini, apa yang mau dikatakan Selir Sienna?"Wika memelototinya dengan jijik. "Kenapa kau mau ikut campur dalam urusan Nyonyaku?""Tapi..." "Sudah, diam saja!" Wika memotongnya dengan kasar. "Masalah ini nggak ada hubungannya denganmu. Sebaiknya kau tetap di sini dan jangan membuat masalah. Nyonya kami nggak makan orang. Dia cuma mau mengucapkan selamat tinggal kepada Nona Lyra. Aku akan mengantarkannya kembali dengan selamat nanti. Tapi kalau kau menyebarkan berita ini, aku nggak bisa menjamin d

Lyra baru saja melangkahkan satu kaki ketika tiba-tiba dia melihat Kaisar dalam cahaya lentera. Pikirannya berdengung seolah tersambar petir, dan setiap helai rambut di tubuhnya berdiri.Kaisar, mengenakan jubah naga gelap, berdiri dengan tangan di belakang punggungnya, wajahnya muram, Mata elangnya membara dengan amarah yang seakan dapat menghancurkan dunia, seolah-olah dia akan melancarkan pembantaian berdarah.Lyra membalas tatapannya, dan punggungnya langsung basah oleh keringat dingin. Wajahnya memucat, dan kaki serta tungkainya terasa sangat lemas hingga hampir tidak bisa berdiri. Hanya dua kata yang terngiang di benaknya, sudah berakhir!Lima tahun kehati-hatian dan kelelahan lenyap saat itu.Penantian dan kegembiraan karena akhirnya dapat meninggalkan istana, fantasi indah tentang kehidupan masa depannya, juga runtuh seketika saat itu.Dia bahkan bisa mendengar suara benturan keras dari suatu tempat jauh di dalam hatinya. Kaisar tetap diam, tatapannya semakin sinis dan tajam,

"Aah..."Teriakan melengking menggema di langit malam, dan para selir yang berada di luar Istana Tulip bergegas masuk setelah mendengar berita itu bergidik.Sudah berakhir!Kali ini benar-benar berakhir!Wanita itu tidak bisa melarikan diri lagi!Roni yang sedang bergegas mendekat juga mendengar jeritan itu, hatinya serasa tenggelam ke dalam jurang.Dia berhenti di luar gerbang istana, tangannya terkepal erat di lengan bajunya, kakinya terpaku di tanah, tak bisa bergerak sedikit pun."Ayah angkat!"Rudi memanggilnya, dan dia tersadar kembali, berbalik dan berjalan pergi."Ayah angkat, Anda mau ke mana?" tanya Rudi, sambil menyusulnya.Roni mengerucutkan bibirnya erat-erat dan tetap diam. Wajahnya yang mempesona kini dipenuhi dengan niat membunuh.Rudi tidak berani bertanya lagi, dan mengikutinya dalam diam.Baru setelah dia berjalan semakin jauh, menuju tempat terpencil, dia tiba-tiba menyadari bahwa ayah angkatnya sedang menuju Istana Pengasingan. Namun, mengapa saat ini dia meningga

Dalam keheningan yang menyesakkan, Ibu Suri melangkah maju dan hendak berbicara ketika Kaisar dengan dingin menyela, "Tunggu sebentar, Ibu! Biarkan aku bicara dulu."Hati Ibu Suri bergetar karena tatapan dingin Kaisar, dan dia diam-diam menutup mulutnya lalu mundur selangkah.Kaisar berdiri di hadapan kerumunan, tatapannya menyapu setiap wajah bagai pisau. Dia perlahan berkata, "Selir Sienna telah melakukan kejahatan menipu Kaisar dan telah diturunkan pangkatnya menjadi rakyat jelata dan dibuang ke Istana Pengasingan. Kebisuan Lyra juga telah sembuh, dan dia telah menjadi selirku. Dia sekarang dianugerahi gelar selir pendamping dan diberikan tempat tinggal di paviliun barat Istana Bugenvil."Mendengar kata-kata itu, ekspresi semua orang berubah.Selir Sienna menipu Kaisar, tetapi apakah Lyra tidak? Mengapa yang satu diturunkan pangkatnya menjadi rakyat jelata sementara yang lain diberi jabatan?Namun, sekali lagi, selir pendamping adalah pangkat terendah. Jika Kaisar begitu mencintainy