Lyra melihatnya menangis begitu pilu, dia tak ingin meragukan ketulusannya.Lagipula, hanya beberapa bulan lagi, jadi selama tidak ada orang menyakitinya, tak masalah siapa yang akan melayaninya.Lagipula, dia sudah tahu betul kepribadian laki-laki itu, jadi memanfaatkannya akan lebih baik daripada orang asing.Maka Lyra mengangguk dan berkata, "Sudah, berhenti menangis, ayo bangkit. Kalau kau nggak merasa bakatmu akan terbuang sia-sia di sini, ya sudah, kau boleh tinggal. Mulai sekarang, aku akan serahkan urusan Istana Mawar Suci padamu. Selama aku dan anakku bisa selamat, urusan lain nggak penting.""Terima kasih, Nyonya. Terima kasih atas kemurahan hati Anda."Damian menyeka air matanya, mengendus, lalu berdiri. Dia bersumpah, "Nyonya, jangan khawatir. Mulai sekarang, keselamatan Anda dan pangeran akan jadi tanggung jawab hamba. Hamba akan memperlakukan pangeran seperti... menghormati ayahnya sendiri."Dia begitu gembira hingga hampir mengucapkan kata-kata tak pantas lagi, tetapi un
더 보기