Setelah memastikan dokumen baron sudah disiapkan dan Zergan memasuki ruang pertemuan dengan Callen, Ruth berjalan pelan menyusuri lorong menuju dapur dalam. Ia tahu Naira akan berada di sana, seperti pagi-pagi sebelumnya—membantu para pelayan memilih teh, menyiapkan roti, atau menanyakan apakah selimut Putri sudah cukup hangat.Dan benar saja.Di sudut dapur yang tak terlalu luas, Naira sedang membungkus kantung kecil berisi tanaman kering—campuran lavender, kayu manis, dan kelopak mawar. Aromanya lembut, nyaris tak terdeteksi.“Naira,” sapa Ruth sambil menyandarkan diri ke dinding.Gadis muda itu menoleh, lalu segera membungkuk sopan.“Selamat pagi, Tuan Ruth.”“Tidak usah terlalu formal.” Ruth tersenyum singkat. “Boleh bicara sebentar?”Naira tampak sedikit canggung, tapi mengangguk. Ia membersihkan tangannya dan mengikuti Ruth ke pojok dapur yang lebih sepi, di dekat rak berisi botol-botol rempah.Ruth menyilangkan tangan. “Bagaimana keadaan Putri pagi ini?”Naira menunduk sebentar
Last Updated : 2025-07-02 Read more