Lahat ng Kabanata ng Gairah Liar Sahabat Suamiku: Kabanata 71 - Kabanata 80

Setelah beberapa hari menenangkan diri akhirnya Zwetta kembali bekerja. Sudah cukup baginya ia larut dalam kesedihan. Hal itu tak akan membuat semua masalah selesai atau kembali seperti semula. Zwetta harus menerima kenyataan bahwa memang rumah tangganya sudah lama hancur.Selama ini usaha untuk memperbaiki itu adalah hal kesia-siaan. Tak ada lagi alasan untuk mereka bersama karena semuanya sudah hancur dan tak bisa diperbaiki lagi. Sesampainya di kantor, Zwetta masuk ke dalam ruangannya dan melihat Rossie sudah ada di sana.Satu helaan napas kasar keluar dari Zwetta ketika melihat wanita yang selama ini dipercayanya ternyata bermain gila dengan suaminya selama ini. Bahkan wanita itu sudah banyak ditolongnya tetapi balasannya sungguh menyakitkan.Selama ini Rossie berpura-pura menyukai hubungannya dengan Dion, padahal dirinya sendirilah yang men

“Kenapa kau mau tahu itu?” tanya Zwetta.“Aku sudah menduga kalau kalian punya hubungan. Kedekatan kalian itu aneh, kalian sering bersama. Bahkan kau juga tak malu memilih tinggal bersamanya di saat kau bertengkar dengan Dion. Aku tahu kalian punya hubungan melihat bagaimana kedekatan kalian. Mata kalian juga berbicara, tapi aku memilih diam. Aku bahkan senang dengan hubungan kalian.”“Kau senang dengan hubungan kami karena kau bisa bersama Dion?” tebak Zwetta.“Tidak juga, aku melihatmu berbeda saat bersamanya. Aku sering melihatmu tersenyum sejak dia datang dikehidupanmu. Sebelum ada dia kau tak pernah seperti itu. Kau lebih ceria bahkan terlihat bahagia. Awalnya aku pikir karena hubunganmu dan Dion semakin membaik, tapi ternyata aku salah. Bukan karena Dion tapi karena Alan. Aku melihatmu berbeda saat

“Yes Baby, aku akan menikahimu. Begitu kau bercerai dengan Dion, aku langsung menikahimu. Aku tak akan melepaskanmu, kau akan menjadi milikku seutuhnya. Aku janji akan terus bersamamu dan membahagiakanmu. Aku akan setia padamu dan tak akan menyianyiakanmu,” tegas Alan membuat Zwetta tersenyum senang.“Kau sudah berjanji di depan anak kita. Kalau kau melanggarnya aku akan membawa anak ini jauh darimu dan tak akan pernah memaafkanmu,” ancam Zwetta.“Aku tak akan membiarkan hal itu. Aku tak akan membiarkan kalian pergi dariku. Setelah kau berpisah dengan Dion, aku akan mengajakmu untuk bertemu dengan keluargaku. Aku juga akan menemui Ibumu dan meminta restu untuk menikahimu,” tegas Alan.“Apa kau juga akan menetap di sini? Atau kau akan membawaku pergi dari sini?” tanya Zwetta penasaran.“Bagaimana denganmu? Apa yang kau inginkan? Kalau kau mau kita ada di sini, maka kita akan tetap bertahan di sini. Kalau kau mau kita pindah, maka aku juga akan sepakat untuk pindah. Aku akan mengikutimu,

“Sayang, ayo! Aku masih menginginkannya, usir dia dari sini. Aku masih ingin merasakan kejantananmu,” goda Kimberly sambil mengusap kejantanan Dion dari belakang yang masih tertutupi boxer itu.Bahkan Kimberly sengaja menempelkan tubuhnya pada tubuh Dion menggoda pria itu. Matanya tertuju pada Rossie yang ada dihadapannya untuk membuat wanita itu kesal.“Pergilah Rossie. Aku benar-benar tak punya perasaan apapun padamu. Kau benar, aku hanya membutuhkan tubuhmu saja. Aku mempunyai kebutuhan, maka aku datang di saat membutuhkanmu di ranjang saja. Apakah pernah aktivitas kita selain di ranjang? Karena itu aku selalu datang padamu, aku menikmatinya Rossie.”“Brengsek!” maki Rossie. “Kau memang gila! Kau bajingan! Kau brengsek!” teriak Rossie dengan wajah yang memerah.

Senyum sumringah menghiasi wajah Zwetta dan Alan saat ini. Mereka baru saja pulang dari dokter kandungan untuk melihat bayi mereka. Keduanya senang karena kabar bayi mereka sangat sehat, bahkan tumbuh dengan sangat baik.Setelah dari memeriksa kandungan, keduanya pergi belanja bulanan karena kebutuhan rumah mereka sudah habis. Tadinya Alan mau mengajak Zwetta untuk berbelanja baju, karena menurutnya Zwetta harus membeli baju yang lebih besar dan baju hamil untuknya.Tapi Zwetta mengatakan ia lelah dan mau istirahat. Maka itu mereka memutuskan untuk pulang ke rumah saja dan akan merencanakan aksi belanja mereka di kemudian hari. Maka saat ini mereka sedang berjalan menuju apartement mereka.Dengan Alan membawa kantongan belanja hasil belanja bulanan mereka. Alan tak membiarkan Zwetta membawanya. Zwetta menggandeng lengan Alan dan menatapnya denga