All Chapters of Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha: Chapter 21 - Chapter 30

Sudut pandang AlaricSetelah aku meninggalkan kamar Raven, aku bergegas ke kamarku untuk sedikit menenangkan diri. Butuh tekad yang kuat agar aku bisa menahan diri untuk tidak menariknya dari bak mandi dan menyudutkannya ke dinding. Aku mengubur naluri kebinatangan yang kumiliki karena aku tahu dia baru saja melewati hari yang berat dan dia pasti kelelahan.Aku ingin menunjukkan padanya bahwa aku juga bisa bersikap baik seperti Carl. Meskipun aku tahu dia tidak memiliki perasaan apapun untuknya, namun perasaan cemburu memaksaku untuk membuktikan bahwa aku juga bisa menjadi pria yang baik seperti dia.Setelah apa yang ditunjukkannya hari ini, aku menyadari betapa berbakatnya dia dalam hal sihir, tetapi juga seberapa tenaganya terkuras habis setelah itu. Aku tidak tahu banyak tentang penyihir, tetapi masuk akal bahwa keahlian mengendalikan kekuatan adalah sesuatu yang datang dengan pengalaman. Dan sekarang aku merasa berhutang padanya. Aku tidak bisa membiarkan dia pergi, meskipun

Aku berbalik dan melihat seorang pria yang hampir setinggi Rick, tetapi wajahnya cerah sedangkan Rick sedikit gelap. Dia pria yang tampan jika tidak ada ekspresi cemberut di wajahnya. Aku mencoba mencari Carl dari sudut mataku tetapi untuk pertama kalinya sejak serangan itu, dia tidak ada di sekitarku. Aku meluruskan bahuku, mengangkat daguku dan berjalan menuju pria pirang yang marah itu."Adakah yang bisa aku bantu?" Aku bertanya padanya dengan nada yang agresif. Tatapannya bergerak dari kepala hingga ujung kakiku dan dia dengan jelas sedang menilaiku. Aku membalas dengan pandangan yang seolah sedang menghakiminya dan dia membuatku terkejut dengan tawanya."Apa yang lucu?" Tanyaku."Aku kira kau adalah sosok yang sedikit lebih menakutkan, itu saja. Penyihir yang cukup kuat untuk menghidupkan kembali seorang anak laki-laki dan memberi seorang pria tua lutut baru pasti lebih menakutkan daripada ini. Namun ternyata kau hanyalah wanita muda yang cantik dan mungil, "komentarnya.

Rick dan aku dengan cepat mengikuti Carl ke bawah dan melihat beberapa anggota kawanan sedang memegang seorang manusia serigala yang menggeram dengan liar. Ini bukan serigala yang menyerangku dulu, tapi dia memiliki tatapan liar yang sama di matanya. Aku berhenti, jari-jariku sudah siap dengan sihirku, menunggu dia memberiku alasan yang tepat untuk menggunakannya."Ini adalah serigala liar yang menyerang penyihir itu. Kami menangkapnya di perbatasan setelah kami mendengar suara teriakan, "kata Sam dan kemudian menggeram dengan marah.Rick menghela napas lega di sebelahku dan aku bingung pada awalnya, lalu menyadari bahwa dia mungkin senang tindakan itu bukan dilakukan oleh anggota kawanannya. Tapi itu tidak akan membuat perbedaan apapun bagi Lavinia, pikirku. Semua manusia serigala sama baginya dan dia selalu mencari alasan untuk menyalahkan mereka."Kita harus membawanya ke para penyihir. Dia telah menyakiti salah satu dari mereka dan mereka pasti menginginkan pembalasan, "kata

Sudut pandang AlaricWanita sialan, pikirku.Dia benar-benar menyebalkan. Kombinasi sempurna dari rasa sakit yang indah, manis, dan menyebalkan. Ingin rasanya membuat dia berlutut di depanku dan aku akan merobek pakaiannya pada saat yang sama. Aku hanya meminta satu bantuan sederhana dan dia menolak. Dia tidak pernah menuruti apa pun yang aku katakan dan itu mulai membuatku tidak tahan.Sial, aku lupa memberitahu Carl untuk mengawasinya.Tetapi tidak sebelum aku memberi tahu dia apa yang akan kulakukan mulai sekarang. Dia perlu memahami bahwa semua yang aku lakukan adalah demi kebaikan kami semua, untuk melindunginya dan kawananku. Dia pikir aku pria brengsek yang sombong tapi ini bukan tentang kesombongan, ini tentang pengorbanan.Aku tidak ingin memintanya melakukan sesuatu yang salah, tetapi aku harus memikirkan kawananku dan orang-orang yang telah mempercayai aku menjadi memimpin mereka. Terkadang aku harus membuat pilihan sulit dan dia harus belajar memahami itu.Ketik

Selama beberapa hari berikutnya, Rick terus melakukan penyelidikannya terhadap serigala-serigala liar dan aku menghabiskan waktu yang sangat aku butuhkan untuk diriku sendiri. Aku harus terus tidur siang karena sakit kepalaku, tetapi keadaanku terus membaik.Aku banyak merenungkan masa depan selama menunggu tubuhku pulih, khususnya bagaimana Rick dan aku akan membuat semua ini berhasil dan status kedudukanku di perkumpulan penyihir jika kami berusaha untuk menjadi pasangan.Aku berada di lantai bawah, di ruang tamu formal ketika ada ketukan di pintu yang mengejutkanku dari lamunan. Aku membukanya dan melihat Moira berdiri di depanku dengan ekspresi sedikit sedih."Halo, Raven," sapanya lembut."Moira! Aku sangat senang melihatmu. Bagaimana kabar Rowena?" Aku bertanya."Dia baik-baik saja, dia hanya butuh lebih banyak waktu. Bagaimana kabarmu? Maaf aku tidak datang lebih awal, tetapi aku ingin memastikan Rowena baik-baik saja sebelum aku datang untuk memeriksa keadaanmu," jawa