All Chapters of Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha: Chapter 11 - Chapter 20

Aku merasa sedikit bersalah saat aku melarikan diri. Aku tahu Alaric akan marah dan khawatir, tapi aku tahu dari dalam hatiku bahwa aku harus pergi ke Evanora sesegera mungkin. Dari usaha ini, dampaknya untukku, adalah aku bisa menjauh dari Alaric. Setelah pertemuan kami yang panas dan berat, gangguan dari Vicky rasanya seperti seember besar air es yang dingin.Berbicara tentang panas dan dingin, ku pikir, Alaric benar-benar perlu meluruskan ceritanya. Satu menit dia ingin merobek pakaianku dan menit berikutnya dia mendorongku pergi. Otakku kehilangan fokus ketika dia ada di sekitar dan aku terus menyerah pada hasratku. Itu harus berhenti. Aku bukan mainan yang bisa dia ambil ketika dia ingin bermain denganku dan dibuangnya ketika dia selesai.Aku sudah memakai mantra penyelubung di tubuhku, agar bauku tertutupi sehingga mereka tidak dapat melacakku, setidaknya tidak segera. Aku berjalan melewati hutan tetapi, aku tidak berhenti menahan napas sampai aku melewati perbatasan. Kembali

Oh tidak.Dia tidak bisa melakukan ini.Aku merapikan pakaianku dan berjalan ke pintu, berniat untuk meluruskan kepada Alaric tentang seberapa jauh aku bersedia membiarkannya mendorongku. Ketika aku membuka pintu, wajah penjaga terlihat terkejut."Apakah semuanya baik-baik saja, Bu?" dia bertanya padaku. Aku pasti memiliki ekspresi yang cukup tidak enak di wajahku karena dia sedikit mundur ketika aku melangkah melewati ambang pintu."Siapa namamu?" Aku bertanya padanya dengan nada yang sedikit kasar."Carl," jawabnya hati-hati."Hai, Carl. Namaku Raven, karena aku yakin kau sudah tahu. Aku perlu berbicara dengan Alpha. Kau tidak masalah tentang itu, kan Carl?" Aku bertanya padanya dengan manis."Tidak, Bu," jawabnya."Bagus, kalau begitu kita akan baik-baik saja," kataku dan memberinya senyuman saat aku mulai berjalan menuju tangga. Carl mengikuti tepat di belakangku dan aku berputar begitu tiba-tiba sehingga dia hampir menabrakku."Kenapa kamu mengikutiku Carl?" Aku

Aku hampir tidak berhasil sampai di pintu dan aku juga tidak bisa menahan tawa yang keluar dariku. Raut wajah Rick sangat berharga. Carl menatapku dengan ekspresi yang sangat bingung, membuatku tertawa lebih keras."Apakah kau baik-baik saja, Nona Raven?" dia bertanya padaku. Aku histeris sekarang, emosi dari minggu lalu meluap keluar dariku dengan cara yang kurang ideal. Aku menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan diri, tapi kikikan kecil terus keluar saat aku menjawabnya."Aku baik-baik saja, Carl," jawabku. Dia menatapku aneh dan aku terkikik lagi, lalu menuju ke kamarku sebelum Rick menangkapku, dengan Carl mengikuti di belakangku dan menggaruk kepalanya.Segera setelah aku memasuki kamar, burung pembawa pesan lain terbang melalui jendela dan menjatuhkan alat komunikasi lainnya di tempat tidurku. Aku membukanya, wajah Rowena muncul, tapi dia terlihat khawatir."Raven! aku minta maaf! Aku tidak bermaksud mengacaukan semuanya!" dia menangis dan aku bisa melihat air

Aku menelan ludah dengan gugup saat Rick menatapku dengan intens. Saya berbicara tentang pertandingan besar sebelumnya, tetapi saya masih tidak yakin apakah saya siap untuk membawa hal-hal ke level berikutnya bersamanya. Tubuhku meneriakkan 'ya', tapi pikiran dan hatiku skeptis.Saya merasa seperti kita berada di lapangan bermain yang sama sekarang, dan sebagian dari diri saya khawatir tentang apa yang akan dia pikirkan tentang pengalaman saya dengan laki-laki.Kami berjalan tanpa suara sepanjang perjalanan, ketegangan seksual di antara kami menggantung di udara seperti awan hujan yang tebal. Saat kami mendekati rumah, detak jantung saya meningkat karena saya tahu dia akan menginginkan jawaban."Mengapa kita tidak berbicara secara pribadi?" dia bertanya saat kami berjalan melewati pintu depan. Aku mengangguk tidak jelas karena kata-kata di luar jangkauanku saat ini. Dia membawaku ke atas ke kamar tidurku dan mengantarku masuk, mengikuti dari belakang dan menutup pintu. Kedekatann

Aku mengintip ke luar jendela ke arah para tamu yang datang, merasa sangat gugup meskipun aku percaya diri dengan pakaianku. Tidak peduli apa yang aku kenakan, aku masih orang luar dan akan dinilai sesuai dengan itu. Setidaknya Carl akan senang aku ada di sana.Tapi hanya karena dia harusnya juga berada di sana, dengan kawanannya, suara mencela dari dalam diriku berkata. Aku menghilangkan rasa tidak amanku, memasang wajah serius dan penuh tekad aku membuka pintu. Mata Carl melebar dan dia mulai gugup."Nona Raven...anda terlihat...sangat cantik...Alpha akan senang...sangat senang," komentarnya dan aku tersenyum padanya."Terima kasih, Carl. Mari?" Aku bertanya dan dia mengangkat lengannya dengan sopan. Aku memegangnya dan dia menuntunku menuruni tangga.Aku menarik napas dalam-dalam sebelum dia membuka pintu ke beranda. Ketika aku berjalan di luar, aku merasa seperti semua orang menatapku. Aku mendengar banyak orang yang terkesiap dan bergumam, aku menguatkan diriku secara ment