Semua Bab Enemate, Enemy To Soulmate : Bab 61 - Bab 70

Prudence melanjutkan hari-harinya dalam menyelesaikan lukisannya dan Asha sudah sibuk promosi keliling Amerika. Dirinya pun merasa sepi karena Xander masih disibukkan dengan kerjasama para investor baru. Prudence sendiri lebih suka dengan suasana seperti ini karena dia akan lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan lukisannya. Sebulan sudah Xander dan Asha meninggalkan New York, membuat Prudence merasa rindu juga. Meskipun mereka berdua hampir setiap hari menghubungi dirinya tapi tetap saja mereka tidak bertemu dengannya secara fisik. Terkadang Prudence merasa ribut dengan Xander secara langsung ataupun berdiskusi dengan Asha soal seni. Prudence hari ini benar-benar jenuh dan membutuhkan untuk healing. Wanita itu pun memutuskan untuk berjalan-jalan di Central Park demi bisa mengisi baterei agar bisa mood dalam melakukan proyek berikutnya.Prudence membeli hotdog dan sekaleng soda lalu dia duduk di kursi taman. Wanita itu memasang headset lalu menyetel playlist Spotify dan mengambil pe

Manhattan New YorkErhan mengerenyitkan dahinya. Asha? Bukannya Xander?"Iya Asha, aku baik-baik saja. Ada Oom Erhan disini," jawab Prudence."Ah syukurlah kamu tidak sendirian ... aku sudah khawatir saja," kekeh Asha di seberang."Kamu itu bagaimana sih? Kan papa dan mama aku disini ... ada Percy juga," gelak Prudence."Tapi kan kamu sendirian disana Pru," balas Asha."Biasanya juga gimana Ash.""Tapi kan kamu punya uang banyak sekarang," eyel Asha."Yang tidak aku simpan di rumah, Ash. Di rumah cuma ada maksimal lima ribu dollar untuk jaga-jaga juga. Aku juga lebih suka memakai kartu debit dan kredit."Erhan hanya menggelengkan kepalanya mendengar percakapan antara Prudence dan Asha, Sebenarnya yang suami yang mana dan siapa? Xander atau Asha? Kok lebih care Asha?"Ya sudah. Aku masih di Chicago. Kamu minta oleh-oleh apa?" tanya Asha."Jersey nya Chicago Bulls!""Considered its done!"Prudence mengucapkan selamat tinggal ke Asha lalu kembali menghadap Erhan. "Maaf Oom, Asha memang t

Prudence tersenyum karena Asha melebihi Xander dalam perhatiannya ke dirinya. Macam punya dua suami nggak sih? Prudence geli sendiri karena dia jadi ingat novel soal wolf yang bisa punya matte lebih dari satu. Prudence menepuk jidatnya karena tidak menyangka akan mendapatkan ... keberuntungan? Ini termasuk keberuntungan nggak sih?Prudence lalu kembali melakukan tugasnya yaitu melanjutkan lukisannya yang sempat tertunda akibat kena gangguan dari Xander. Setelah melewati malam yang panas dengan suaminya, membuat Prudence menjadi pribadi yang in the mood and good mood."Apa benar jika bercinta panas itu akan membuat hormon aku akan berubah? Jadi good mood?" gumam Prudence sambil menyapukan kuasnya diatas canvas dan mencampur warnanya menjadi apa yang dia inginkan. "Aku kok jadi kepikiran?"Prudence tersenyum sendiri. "Mungkin rasanya jatuh cinta beneran pada orang yang tepat jadi semuanya tampak indah dan membuat mood yang senang."***Frankfurt, Jerman"Jadi Xander sedang di New York?"

Prudence terbangung dan merasakan pelukan erat dari Xander di perutnya yang polos. Semalam mereka bercinta panas lagi sebelum tidur dan mereka seperti mencurahkan semua perasaan saat mereka bercinta ditambah dengan kesepakatan tetap solid dalam membangun rumah tangga. Prudence melihat jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul setengah enam pagi. Prudence pun menyingkirkan tangan Xander dan pria itu merasa ada yang mengusik tidurnya."Kamu mau kemana?" gumam Xander dengan nada suara serak khas bangun tidur."Aku mau ke kamar mandi dan membuat kopi." Prudence menoleh ke belakang. "Kamu tidak ada acara pagi ini?"Xander menggeleng. "Aku tidak ada acara hari ini tapi sore nanti. Acara minum teh bersama ayahmu dan bossnya. Kita lebih suka sore karena bisa sekalian makan malam."Prudence mengangguk. "Aku buatkan kopi dan sarapan dulu. Kamu kalau mau tidur lagi, tidur saja." Xander mengangguk dan dia pun memejamkan matanya lagi. Prudence pun turun dari tempat tidur dan berjalan menuj

Rodrigo menikmati acara minum tehnya dengan Xander di restauran berbeda. Pria itu tampak tenang karena Xander sudah meyakinkan bahwa kehidupan rumah tangganya bersama dengan Prudence aman-aman saja."Kamu tahu Papa bersyukur kamu dan Pru akhirnya bisa berkompromi soal pernikahan kalian. Papa senang lho, Xander." Rodrigo menatap menantunya. Seharusnya Boss Rodrigo ikut dalam acara minum teh tapi panggilan mendadak dari istrinya yang jatuh di dapur dan dibawa ke rumah sakit Bellevue. Boss Rodrigo itu berjanji akan datang saat makan malam tapi Rodrigo meminta untuk tetap fokus pada istrinya karena lebih penting."Iya Papa.""Bagaimana dengan Amelie?" tanya Rodrigo.Xander menoleh ke arah pria yang masih awet ganteng meskipun sudah tidak muda lagi. "Papa tahu?"Rodrigo mengangguk. "Mamamu yang cerita. Jangan marah ke mama kamu, Xander, karena maksud mama kamu adalah untuk membuat kita waspada. Wanita maupun pria itu kalau sudah obsesi, sangat berbahaya. Tahu kan level kejahatan itu bisa