Setelah mendorong pintu, yang muncul di hadapanku adalah pria yang sangat muda. Dia menyapaku, “Halo Bu Lily, ada yang bisa dibantu?”“Pak Jason sedang libur hari ini. Aku bisa melayanimu, boleh panggil aku Ben saja.” Aku baru ingat, dia adalah murid yang biasa dibawa oleh terapis itu. Aku menggigit bibir dan pura-pura berkata, “Tadi pagi waktu menyusui, rasanya ada yang tersumbat, bayiku nggak bisa menyedot keluar.”“Baik, silakan ikut denganku,” ujarnya. Aku pun mengikutinya ke ruang pijat yang sudah sangat familiar. Dia membantuku melepas pakaian, lalu menyentuh bagian lembut tubuhku dengan perlahan. Di matanya, terlihat sebersit emosi yang sulit dijelaskan. Aku bahkan melihat dia menelan ludahnya.“Bu Lily, pijatan hari ini mungkin akan memakan waktu agak lama. Kamu bisa tidur istirahat sebentar.”Hatiku mulai gelisah dan menjawab, “Iya, aku biasanya tidur cukup nyenyak, tapi jangan sampai bikin sakit, ya.”Sambil berbicara begitu, aku pun memejamkan mata. Merasakan tangan mudanya
Read more