All Chapters of Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan: Chapter 321 - Chapter 330

Arlo pergi ke Atelier bersama Ayudhia untuk menghadiri rapat dengan staff perencanaan.Mereka sekarang sudah berada di ruang rapat bersama beberapa staff dari divisi perencanaan.Maya berdiri di depan layar, menjelaskan konsep desain yang akan mereka produksi untuk musim ini.“Kira-kira seperti ini konsep yang akan kami buat, Pak. Apa ada masukan dari Anda?” tanya Maya setelah menjelaskan dengan detail rencana busana yang akan mereka buat untuk edisi musim ini.Arlo memperhatikan detail konsep yang akan diusung oleh tim perencanaan, setelahnya dia melirik Ayudhia sambil berkata, “Konsepnya cukup fresh dan menarik, aku ingin melihat sampel desain ini sebelum diproduksi masal.”Semua staff sangat senang tidak ada kritikan dari Arlo. Sedangkan Ayudhia tahu kalau suaminya meloloskan rencana desain mereka begitu saja pasti karena dirinya, sehingga Ayudhia berkata, “Konsep desain ini adalah ide dari Maya, juga beberapa masukan dari staff lain yang menyempurnakannya. Kami tentu akan mengerja

Arlo pulang larut malam. Saat melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar, Arlo melihat lampu kamar yang masih menyala.Melangkah sambil melepas jasnya, tatapan Arlo tertuju pada Ayudhia yang ternyata masih duduk di sofa sambil memangku laptop.“Kamu belum tidur?”Ayudhia tersentak mendengar suara Arlo di kamar. Saat menoleh, suaminya ternyata sedang melangkah menghampirinya.“Aku tidak mendengar langkah kakimu, apa kamu ini malaikat yang melayang?” seloroh Ayudhia lalu buru-buru meletakkan laptop di meja, lantas berdiri untuk menghampiri suaminya.Arlo tersenyum kecil mendengar candaan istrinya, sebelum kembali bicara, Arlo menatap Ayudhia yang langsung membantunya melepas dasi, bahkan mengambil jas yang m

Melihat Ayudhia semakin merintih menahan sakit. Maya dan Della sangat panik sampai berdiri dari kursi mereka secara bersamaan.“Perutmu sakit? Kamu punya maag?” tanya Della dengan ekspresi panik.Ayudhia mengangguk-angguk pelan sambil menahan sakit yang menusuk-nusuk di perutnya.Della membantu Ayudhia segera berdiri, Maya juga membantu memapah Ayudhia menuju klinik.Meski panik karena melihat Ayudhia yang sangat kesakitan, Della tetap berusaha untuk menenangkan. “Kita ke klinik, ya.”Mereka akhirnya tiba di klinik. Dokter jaga langsung meminta agar Ayudhia dibaringkan di ranjang.“Apa yang terjadi?” tanya dokter sambil memakai stetoskop untuk memeriksa kondisi Ayudhia.“Ayudhia bilang punya maag, beberapa hari ini dia tidak makan siang, dan tadi pas mau makan siang, malah kesakitan,” ujar Della langsung menjelaskan.Dokter segera mengecek kondisi Ayudhia, terutama di bagian perut atas.“Biasanya, kalau sudah terlanjur jadwal makan berantakan, saat akan makan pasti sakit,” kata dokter

Meskipun Elvano sudah memberi kabar kalau kondisi Ayudhia sudah lebih baik, tetap saja Arlo cemas sampai buru-buru pergi ke Atelier setelah bertemu dengan kliennya.Melangkah cepat memasuki lobby lalu menuju klinik, tingkah Arlo sukses membuat Mike kalang kabut dengan langkah lebar Arlo.Begitu sampai di klinik, tanpa menyapa dokter jaga, Arlo langsung masuk begitu saja menghampiri ranjang tempat Ayudhia berada.Tatapan Arlo tertuju pada Ayudhia yang duduk di atas ranjang, sedangkan Elvano duduk di kursi samping ranjang.Melihat kedatangan sang kakak, Elvano berdiri dari duduknya sambil menatap pada arlo. “Sudah selesai ketemu kliennya?” Melihat Arlo yang tak langsung menjawab, Elvano langsung bisa membaca sikap sang kakak.“Aku keluar dulu,” kata Elvano. Dia melangkahkan kakinya, saat akan melewati Arlo, Elvano kembali berhenti lalu berkata, “Ayudhia sudah makan, jangan dimarahi karena pikiran berpengaruh pada kondisi lambungnya.”Arlo hanya melirik ke sang adik yang baru saja selesa

“Apa?” Arlo sangat syok mendengar penjelasan perawat.“Ini baru kemungkinan, Pak. Kita tunggu dokter untuk memeriksanya lebih lanjut,” ungkap perawat.Saat itu dokter masuk dan langsung memakai sarung tangan untuk mengecek kondisi Ayudhia.“Apa indikasinya?” tanya dokter yang sudah siap.“Pasien jatuh dari tangga, ada pendarahan dari balik celana dalamnya. Saya mengindikasikan pasien mengalami keguguran, tapi suaminya tidak tahu apakah pasien hamil atau tidak,” jawab perawat dengan cepat.Arlo masih sangat syok sampai tak bisa berkata-kata, dia melihat dokter wanita di dekatnya menatap dirinya, sebelum beralih fokus di antara kedua kaki Ayudhia yang terbuka.Arlo mengepalkan telapak tangannya, jantungnya berdegup sangat cepat menunggu dokter memeriksa Ayudhia.Beberapa saat, dokter membuang napas kasar, lalu menoleh Arlo sambil berkata, “Istri Anda mengalami keguguran. Saya akan melakukan USG untuk memastikan apakah sebelumnya istri Anda hamil, mengingat Anda dan istri belum menyadari