“Ar, Arlo.”Ayudhia mencegah Arlo yang hendak menggendongnya. Dia menahan tubuhnya agar tetap di ranjang, sampai suaminya menatap datar padanya.“Aku benar-benar baik-baik saja. Selain pusing karena tekanan darah rendah, sepertinya aku juga … lapar,” ucap Ayudhia lalu melebarkan senyumnya.Arlo menghela napas kasar. Menatap Ayudhia yang masih tersenyum padanya, dia akhirnya bertanya, “Baiklah, kamu yang tahu bagaimana kondisi tubuhmu. Jika memang tidak baik-baik saja, kumohon jangan dipendam. Kamu butuh dokter saat sakit, paham?”Kepala Ayudhia mengangguk-angguk manja.“Sekarang mau makan apa?” tanya Arlo kemudian.Semakin melebarkan senyumnya, Ayudhia lantas menjawab, “Aku mau yang segar-segar, apalagi cuacanya sedikit panas.”“Mau makan kafe di depan, bukankah kamu belum sempat makan di sana?” tanya Arlo.Kepala Ayudhia mengangguk lebih cepat. Dia buru-buru turun dari ranjang karena tak sabar ingin makan.Akhirnya Arlo mengajak Ayudhia ke kafe yang ada di seberang perusahaan. Di san
Last Updated : 2025-10-30 Read more